Selasa, 16 Februari 2016

Ilmu Sosial Dasar # (Masalah Sosial)

TUGAS 3

Pemetaaan Masalah Sosial dan Melakukan Analisa

A. Pengertian

       Masalah sosial adalah suatu ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat. Masalah sosial muncul akibat terjadinya perbedaan yang mencolok antara nilai dalam masyarakat dengan realita yang ada. Adanya masalah sosial dalam masyarakat ditetapkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan khusus seperti tokoh masyarakat, pemerintah, organisasi sosial, musyawarah masyarakat, dan lain sebagainya.

 Ada 4 Jenis faktor Masalah sosial, antara lain :

1. Faktor Ekonomi : Kemiskinan, pengangguran, dll.
2. Faktor Budaya : Perceraian, kenakalan remaja, dll.
3. Faktor Biologis : Penyakit menular, keracunan makanan, dsb.
4. Faktor Psikologis : penyakit syaraf, aliran sesat, dsb.

       Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidak mampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan , pakaian , tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluative. Kemiskinan dipahami dalam berbagai cara. Pemahaman utamanya mencakup : Gambaran kekurangan materi, yang biasanya mencakup kebutuhan pangan sehari-hari, sandang, perumahan, dan pelayanan kesehatan. Kemiskinan dalam arti ini dipahami sebagai situasi kelangkaan barang-barang dan pelayanan dasar.

       Bapak Udiyono ini adalah bukti dari keterbatasan faktor ekonomi. Saya bertemu saat ia sedang berada ditempat pembuangan sampah daerah rumah saya. Bapak ini seorang pengepul barang bekas atau kasarnya seorang pemulung yang kesehariannya mengumpulkan barang” yang sudah tak layak pakai untuk di daur ulang ke pemasok barang bekas. Pak Udiyono ini memulai pekerjaanya sejak tahun 2007 dengan bermodalkan gerobak ia mengumpulkan botol-botol plastik atau kaca yang ia dapati dari tempat sampah ataupun dari orang yg ingin meloakkannya. Bapak dari 2 orang anak ini ,bertempat tinggal di daerah bulak perwira dan sangat disayangkan kedua anaknya tidak dapat bersekolah hingga tuntas karena kurangnya biaya.

       Bapak Udiyono ini memulai aktifitasnya mulai berkisaran jam 07.00 – 17.30 WIB. Dengan penghasilan perharinya yang tidak menentu ia mencukupi kebutuhan keluarganya. Penghasilannya untuk sehari bisa mencapai Rp 250.000 hingga Rp 300.000/hari. Setiap harinya ia harus mengumpulkan barang-barang bekas untuk dijual kembali ke pengepul barang bekas yg nantinya akan daur ulang, terkadang juga ia menyisihkan sebagian barang yg masih layak untuk ia gunakan sendiri untuk kebutuhan hidupnya.

       Dengan kegigihannya menekuni pekerjaanya ia tetap bisa mencukupi keluarganya walau dengan hasil yang pas-pasan. Namun itu tidak membuat hati dan semangatnya luntur dibawah teriknya matahari dan jauhnya jalan yang ia tmpuh untuk mendapatkan barang-barang bekas tersebut.
Saya sempat menananyakan bagaimana perasaanya, apakah bapak pernah merasa malu terhadap pekerjaannya seperti ini? "saya tidak merasa malu walau harus mengais plastik ataupun barang bekas ditumpukan sampah, karena saya tidak merugikan orang lain", ujarnya. Saat itu saya merasa bahwa semangatnya itu tidak dapat digantikan dengan apapun, dan kegigihannya menghadapi masalah sosial yang dialami keluarganya memotivasi saya untuk tetap semangat dalam menggapai keinginan dan cita-cita saya untuk sukses dan membahagiakan orang tua.

B. Penyebab Kemiskinan

  1. Terbatasnya Kecukupan dan Mutu Pangan. Pemenuhan kebutuhan pangan yang layak dan memenuhi persyaratan gizi masih menjadi persoalan bagi masyarakat miskin. Rendahnya kemampuan daya beli merupakan persoalan utama bagi masyarakat miskin. Sedangkan permasalahan stabilitas ketersediaan pangan secara merata dan harga yang terjangkau, tidak terlepas dari ketergantungan yang tinggi terhadap makanan pokok beras dan kurangnya upaya diversifikasi pangan. Sementara itu permasalahan pada tingkat petani sebagai produsen, berkaitan dengan belum efisiennya proses produksi pangan, serta rendahnya harga jual yang diterima petani.
  2. Terbatasnya Akses dan Rendahnya Mutu Layanan Kesehatan. Masalah utama yang menyebabkan rendahnya derajat kesehatan masyarakat miskin adalah rendahnya akses terhadap layanan kesehatan dasar, rendahnya mutu layanan kesehatan dasar, kurangnya pemahaman terhadap perilaku hidup sehat, dan kurangnya layanan kesehatan reproduksi.Masalah lainnya adalah rendahnya mutu layanan kesehatan dasar yang disebabkan oleh terbatasnya tenaga kesehatan, kurangnya peralatan, dan kurangnya sarana kesehatan.
  3. Terbatasnya Akses dan Rendahnya Mutu Layanan Pendidikan. Pembangunan pendidikan ternyata belum sepenuhnya mampu memberi pelayanan secara merata kepada seluruh lapisan masyarakat. Sampai dengan tahun 2003 masih terdapat kesenjangan yang cukup tinggi antarkelompok masyarakat terutama antara penduduk kaya dan penduduk miskin dan antara perdesaan dan perkotaan.
  4. Terbatasnya Kesempatan Kerja dan Berusaha. Masyarakat miskin umumnya menghadapi permasalahan terbatasnya kesempatan kerja, terbatasnya peluang mengembangkan usaha, lemahnya perlindungan terhadap aset usaha, perbedaan upah serta lemahnya perlindungan kerja terutama bagi pekerja anak dan pekerja perempuan seperti buruh migran perempuan dan pembantu rumahtangga. Masyarakat miskin dengan keterbatasan modal dan kurangnya keterampilan maupun pengetahuan, hanya memiliki sedikit pilihan pekerjaan yang layak dan terbatasnya peluang untuk mengembangkan usaha. Terbatasnya lapangan pekerjaan yang tersedia saat ini seringkali menyebabkan mereka terpaksa melakukan pekerjaan yang beresiko tinggi dengan imbalan yang kurang memadai dan tidak ada kepastian akan keberlanjutannya.
  5. Terbatasnya Akses Layanan Perumahan dan Sanitasi. Masalah utama yang dihadapi masyarakat miskin adalah terbatasnya akses terhadap perumahan yang sehat dan layak, rendahnya mutu lingkungan permukiman dan lemahnya perlindungan untuk mendapatkan dan menghuni perumahan yang layak dan sehat.
  6. Terbatasnya Akses terhadap Air Bersih. Kesulitan untuk mendapatkan air bersih terutama disebabkan oleh terbatasnya akses, terbatasnya penguasaan sumber air dan menurunnya mutu sumber air. Keterbatasan akses terhadap air bersih akan berakibat pada penurunan mutu kesehatan dan penyebaran berbagai penyakit lain seperti diare. Akses terhadap air bersih masih menjadi persoalan di banyak tempat dengan kecenderungan akses rumahtangga.
  7. Lemahnya Partisipasi. Salah satu penyebab kegagalan kebijakan dan program pembangunan dalam mengatasi masalah kemiskinan adalah lemahnya partisipasi mereka dalam perumusan dan pelaksanaan kebijakan. Berbagai kasus penggusuran perkotaan, pemutusan hubungan kerja secara sepihak, dan pengusiran petani dari wilayah garapan menunjukkan kurangnya dialog dan lemahnya pertisipasi mereka dalam pengambilan keputusan.
C. SASARAN

      Sasaran penanggulangan kemiskinan dalam lima tahun mendatang adalah menurunnya jumlah penduduk miskin laki-laki dan perempuan dan terpenuhinya hak-hak dasar masyarakat miskin secara bertahap. Secara rinci, sasaran tersebut adalah :

1. Menurunnya persentase penduduk yang berada dibawah garis kemiskinan.
2. Terpenuhinya kecukupan pangan yang bermutu dan terjangkau.
3. Terpenuhinya pelayanan kesehatan yang bermutu.
4. Tersedianya pelayanan pendidikan dasar yang bermutu dan merata.
5. Terbukanya kesempatan kerja dan berusaha.
6. Terpenuhinya kebutuhan perumahan dan sanitasi yang layak dan sehat.
7. Terpenuhinya kebutuhan air bersih dan aman bagi masyarakat miskin.
8. Terbukanya akses masyarakat miskin dalam pemanfaatan SDA dan terjaganya kualitas                      lingkungan.
9. Terjamin dan terlindunginya hak perorangan dan hak komunal atas tanah.
10. Terjaminnya rasa aman dari tindak kekerasan.
11. Meningkatnya partisipasi masyarakat miskin dalam pengambilan keputusan.
Sumber :