Selasa, 16 Februari 2016

Ilmu Sosial Dasar # (Masalah Sosial)

TUGAS 3

Pemetaaan Masalah Sosial dan Melakukan Analisa

A. Pengertian

       Masalah sosial adalah suatu ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat. Masalah sosial muncul akibat terjadinya perbedaan yang mencolok antara nilai dalam masyarakat dengan realita yang ada. Adanya masalah sosial dalam masyarakat ditetapkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan khusus seperti tokoh masyarakat, pemerintah, organisasi sosial, musyawarah masyarakat, dan lain sebagainya.

 Ada 4 Jenis faktor Masalah sosial, antara lain :

1. Faktor Ekonomi : Kemiskinan, pengangguran, dll.
2. Faktor Budaya : Perceraian, kenakalan remaja, dll.
3. Faktor Biologis : Penyakit menular, keracunan makanan, dsb.
4. Faktor Psikologis : penyakit syaraf, aliran sesat, dsb.

       Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidak mampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan , pakaian , tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluative. Kemiskinan dipahami dalam berbagai cara. Pemahaman utamanya mencakup : Gambaran kekurangan materi, yang biasanya mencakup kebutuhan pangan sehari-hari, sandang, perumahan, dan pelayanan kesehatan. Kemiskinan dalam arti ini dipahami sebagai situasi kelangkaan barang-barang dan pelayanan dasar.

       Bapak Udiyono ini adalah bukti dari keterbatasan faktor ekonomi. Saya bertemu saat ia sedang berada ditempat pembuangan sampah daerah rumah saya. Bapak ini seorang pengepul barang bekas atau kasarnya seorang pemulung yang kesehariannya mengumpulkan barang” yang sudah tak layak pakai untuk di daur ulang ke pemasok barang bekas. Pak Udiyono ini memulai pekerjaanya sejak tahun 2007 dengan bermodalkan gerobak ia mengumpulkan botol-botol plastik atau kaca yang ia dapati dari tempat sampah ataupun dari orang yg ingin meloakkannya. Bapak dari 2 orang anak ini ,bertempat tinggal di daerah bulak perwira dan sangat disayangkan kedua anaknya tidak dapat bersekolah hingga tuntas karena kurangnya biaya.

       Bapak Udiyono ini memulai aktifitasnya mulai berkisaran jam 07.00 – 17.30 WIB. Dengan penghasilan perharinya yang tidak menentu ia mencukupi kebutuhan keluarganya. Penghasilannya untuk sehari bisa mencapai Rp 250.000 hingga Rp 300.000/hari. Setiap harinya ia harus mengumpulkan barang-barang bekas untuk dijual kembali ke pengepul barang bekas yg nantinya akan daur ulang, terkadang juga ia menyisihkan sebagian barang yg masih layak untuk ia gunakan sendiri untuk kebutuhan hidupnya.

       Dengan kegigihannya menekuni pekerjaanya ia tetap bisa mencukupi keluarganya walau dengan hasil yang pas-pasan. Namun itu tidak membuat hati dan semangatnya luntur dibawah teriknya matahari dan jauhnya jalan yang ia tmpuh untuk mendapatkan barang-barang bekas tersebut.
Saya sempat menananyakan bagaimana perasaanya, apakah bapak pernah merasa malu terhadap pekerjaannya seperti ini? "saya tidak merasa malu walau harus mengais plastik ataupun barang bekas ditumpukan sampah, karena saya tidak merugikan orang lain", ujarnya. Saat itu saya merasa bahwa semangatnya itu tidak dapat digantikan dengan apapun, dan kegigihannya menghadapi masalah sosial yang dialami keluarganya memotivasi saya untuk tetap semangat dalam menggapai keinginan dan cita-cita saya untuk sukses dan membahagiakan orang tua.

B. Penyebab Kemiskinan

  1. Terbatasnya Kecukupan dan Mutu Pangan. Pemenuhan kebutuhan pangan yang layak dan memenuhi persyaratan gizi masih menjadi persoalan bagi masyarakat miskin. Rendahnya kemampuan daya beli merupakan persoalan utama bagi masyarakat miskin. Sedangkan permasalahan stabilitas ketersediaan pangan secara merata dan harga yang terjangkau, tidak terlepas dari ketergantungan yang tinggi terhadap makanan pokok beras dan kurangnya upaya diversifikasi pangan. Sementara itu permasalahan pada tingkat petani sebagai produsen, berkaitan dengan belum efisiennya proses produksi pangan, serta rendahnya harga jual yang diterima petani.
  2. Terbatasnya Akses dan Rendahnya Mutu Layanan Kesehatan. Masalah utama yang menyebabkan rendahnya derajat kesehatan masyarakat miskin adalah rendahnya akses terhadap layanan kesehatan dasar, rendahnya mutu layanan kesehatan dasar, kurangnya pemahaman terhadap perilaku hidup sehat, dan kurangnya layanan kesehatan reproduksi.Masalah lainnya adalah rendahnya mutu layanan kesehatan dasar yang disebabkan oleh terbatasnya tenaga kesehatan, kurangnya peralatan, dan kurangnya sarana kesehatan.
  3. Terbatasnya Akses dan Rendahnya Mutu Layanan Pendidikan. Pembangunan pendidikan ternyata belum sepenuhnya mampu memberi pelayanan secara merata kepada seluruh lapisan masyarakat. Sampai dengan tahun 2003 masih terdapat kesenjangan yang cukup tinggi antarkelompok masyarakat terutama antara penduduk kaya dan penduduk miskin dan antara perdesaan dan perkotaan.
  4. Terbatasnya Kesempatan Kerja dan Berusaha. Masyarakat miskin umumnya menghadapi permasalahan terbatasnya kesempatan kerja, terbatasnya peluang mengembangkan usaha, lemahnya perlindungan terhadap aset usaha, perbedaan upah serta lemahnya perlindungan kerja terutama bagi pekerja anak dan pekerja perempuan seperti buruh migran perempuan dan pembantu rumahtangga. Masyarakat miskin dengan keterbatasan modal dan kurangnya keterampilan maupun pengetahuan, hanya memiliki sedikit pilihan pekerjaan yang layak dan terbatasnya peluang untuk mengembangkan usaha. Terbatasnya lapangan pekerjaan yang tersedia saat ini seringkali menyebabkan mereka terpaksa melakukan pekerjaan yang beresiko tinggi dengan imbalan yang kurang memadai dan tidak ada kepastian akan keberlanjutannya.
  5. Terbatasnya Akses Layanan Perumahan dan Sanitasi. Masalah utama yang dihadapi masyarakat miskin adalah terbatasnya akses terhadap perumahan yang sehat dan layak, rendahnya mutu lingkungan permukiman dan lemahnya perlindungan untuk mendapatkan dan menghuni perumahan yang layak dan sehat.
  6. Terbatasnya Akses terhadap Air Bersih. Kesulitan untuk mendapatkan air bersih terutama disebabkan oleh terbatasnya akses, terbatasnya penguasaan sumber air dan menurunnya mutu sumber air. Keterbatasan akses terhadap air bersih akan berakibat pada penurunan mutu kesehatan dan penyebaran berbagai penyakit lain seperti diare. Akses terhadap air bersih masih menjadi persoalan di banyak tempat dengan kecenderungan akses rumahtangga.
  7. Lemahnya Partisipasi. Salah satu penyebab kegagalan kebijakan dan program pembangunan dalam mengatasi masalah kemiskinan adalah lemahnya partisipasi mereka dalam perumusan dan pelaksanaan kebijakan. Berbagai kasus penggusuran perkotaan, pemutusan hubungan kerja secara sepihak, dan pengusiran petani dari wilayah garapan menunjukkan kurangnya dialog dan lemahnya pertisipasi mereka dalam pengambilan keputusan.
C. SASARAN

      Sasaran penanggulangan kemiskinan dalam lima tahun mendatang adalah menurunnya jumlah penduduk miskin laki-laki dan perempuan dan terpenuhinya hak-hak dasar masyarakat miskin secara bertahap. Secara rinci, sasaran tersebut adalah :

1. Menurunnya persentase penduduk yang berada dibawah garis kemiskinan.
2. Terpenuhinya kecukupan pangan yang bermutu dan terjangkau.
3. Terpenuhinya pelayanan kesehatan yang bermutu.
4. Tersedianya pelayanan pendidikan dasar yang bermutu dan merata.
5. Terbukanya kesempatan kerja dan berusaha.
6. Terpenuhinya kebutuhan perumahan dan sanitasi yang layak dan sehat.
7. Terpenuhinya kebutuhan air bersih dan aman bagi masyarakat miskin.
8. Terbukanya akses masyarakat miskin dalam pemanfaatan SDA dan terjaganya kualitas                      lingkungan.
9. Terjamin dan terlindunginya hak perorangan dan hak komunal atas tanah.
10. Terjaminnya rasa aman dari tindak kekerasan.
11. Meningkatnya partisipasi masyarakat miskin dalam pengambilan keputusan.
Sumber :


Jumat, 18 Desember 2015

Ilmu Sosial Dasar # ( Merangkum BAB )

TUGAS 2

BAB 3 INDIVIDU, KELUARGA, DAN MASYARAKAT
1. PERTUMBUHAN INDIVIDU
·      Pergertian Individu
Individu merupakan unit terkecil pembentuk masyarakat. Dalam ilmu sosial, individu berarti juga bagian terkecil dari kelompok masyarakat yang tidak dapat dipisah lagi menjadi bagian yang lebih kecil. Sebagai contoh, suatu keluarga terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Ayah merupakan individu dalam kelompok sosial tersebut, yang sudah tidak dapat dibagi lagi ke dalam satuan yang lebih kecil. Pada dasarnya, setiap individu memiliki ciri-ciri yang berbeda. Individu yang saling bergabung akan membentuk kelompok atau masyarakat. Individu tersebut akan memiliki karakteristik yang sama dengan kelompok dimana dirinya bergabung.
·      Pengertian Pertumbuhan
Pertumbuhan dapat diartikan sebagai perubahan kuantitatif pada materil sesuatu sebagai akibat dari adanya pengaruh lingkungan. Perubahan kuantitatif ini dapat berupa pembesaran atau pertambahan dari tidak ada menjadi tidak ada, dari kecil menjadi besar dari sedikit menjadi banyak, dari sempi t menjadi luas, dan lain-lain.
Faktor-faktor Yang Mepengaruhi Pertumbuhan.
Beberapa faktor yang mempegaruhi Pertumbuhan Antara Lain :
a. Faktor Biologis
Semua manusia normal dan sehat pasti memiliki anggota tubuh yang utuh seperti kepala, tangan , kaki dan lainya. Hal ini dapat menjelaskan bahwa beberapa persamaan dalam kepribadian dan perilaku. Namun ada warisan biologis yang bersifat khusus. Artinya, setiap individu tidak semua ada yang memiliki karakteristik fisik yang sama.
b. Faktor Geografis
Setiap lingkungan fisik yang baik akan membawa kebaikan pula pada penghuninya. Sehingga menyebabkan hubungan antar individu bisa berjalan dengan baik dan mencimbulkan kepribadian setiap individu yang baik juga. Namun jika lingkungan fisiknya kurang baik dan tidak adanya hubungan baik dengan individu yang lain, maka akan tercipta suatu keadaan yang tidak baik pula.
c. Faktor Kebudayaan Khusus
Perbedaan kebuadayaan dapat mempengaruhi kepribadian anggotanya. Namun, tidak berarti semua individu yang ada didalam masyarakat yang memiliki kebudayaan yang sama juga memiliki kepribadian yang sama juga.
2. FUNGSI KELUARGA
Pengertian Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga adalah suatu pekerjaan- pekerjaan atau tugas-tugas yang harus dilaksanakan di dalam atau oleh keluarga tersebut.
Fungsi keluarga menurut Friedman 1998 (dalam Setiawati & Santun, 2008) adalah :
a. Fungsi Afektif
Fungsi afektif adalah fungsi internal keluarga sebagai dasar kekuatan keluarga. Didalamnya terkait dengan saling mengasihi, saling mendukung dan saling menghargai antar anggota kelurga.
b. Fungsi Sosialisasi
Fungsi sosialisasi adalah fungsi yang mengembangkan proses interaksi dalam keluarga. Sosialisasi dimulai sejak lahir dan keluarga merupakan tempat individu untuk belajar bersosialisasi.
c. Fungsi Reproduksi
Fungsi reproduksi adalah fungsi keluarga untuk meneruskan kelangsungan keturunan dan menambah sumber daya manusia.
d. Fungsi Ekomomi
Fungsi ekonomi adalah fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh anggota keluarganya yaitu : sandang, pangan dan papan.
e. Fungsi Perawatan Kesehatan
Fungsi perawatan kesehatan adalah fungsi keluarga untuk mencegah terjadinya masalah kesehatan dan merawat anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan.
Macam-macam Fungsi Keluarga :
-             Fungsi Pendidikan
Orangtua sebagai anggota keluarga berfungsi untuk mendidik anak-anak, dengan menyekolahkan mereka sampai ke jenjang yang tinggi. Selain pendidikan formal, keluarga juga bisa memberikan didikan informal diluar sekolah. Hal ini dilakukan Agar kelak mereka bisa menjadi anak-anak yang berguna bagi keluarganya sendiri maupun bangsa dan Negara.
-             Fungsi Religius
Keluarga juga berfungsi memperkenalkan agama atau keyakinan kepada ana-anak sejak mereka masih kecil. Orangtua wajib menanamkan nilai-nilai agama kepada anak-anak mereka untuk bekal kehidupan setelah di dunia ini. Karena harus kita ingat bahwa tidak selamanya manusia hidup di dunia.
-             Fungsi Ekonomi
Fungsi ekonomi ini harus dijalankan oleh kepala keluarga. Ayah sebagai kepala keluarga wajib untuk bekerja mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan rumah tangga. Namun, di zaman emansipasi wanita sekarang ini tidak jarang kita lihat ada ibu-ibu yang turut membantu memenuhi kebutuhan keluarga dengan bekerja sebagai wanita karier.
3. INDIVIDU, KELUARGA, DAN MASYARAKAT
A.      Pengertian Individu
“Individu” berasal dari katalatin, “individuum” artinya “yang tak terbagi”. Kata individu merupakan sebutan yang dapat untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas. Kata Individu bukan berarti manusia sebagai suatu keseluruhan yang tak dapat dibagi, melainkan sebagai kesatuan yang tak terbatas, yaitu sebagai manusia perseorangan, demikian pendapat Dr. A. Lysen.
B.      Pengertian Keluarga
Durheim berpendapat bahwa keluarga adalah lembaga sosial sebagai hasil faktor-faktor politik, ekonomi, dan lingkungan.
C.      Pengertian Masyarakat
Masyarakat adalah suatu kelompok manusia yang telah memiliki tatanan kehidupan, norma-norma, adat istiadat yang sama-sama ditaati dalam lingkungannya.
Golongan masyarakat :
a)    Masyarakat sederhana (primitif), dimana pembagian kerja cenderung dibedakan berdasarkan jenis kelamin.
b)   Masyarakat maju , memiliki aneka ragam kelompok sosial, atau lebih akrab dengan sebutan kelompok organisasi kemasyarakatan yang tumbuh dan berkembang berdasarkan kebutuhan serta tujuan tertentu yang akan dicapai. Masyarakat maju dapat dibedakan sebagai kelompok masyarakat non industri dan masyarakat industri.
4. HUBUNGAN INDIVIDU, KELUARGA dan MASYARAKAT
Individu barulah dikatakan sebagai individu apabila pada perilakunya yang khas, yang ada pada dirinya diproyeksikan pada suatu lingkungan sosial yang disebut masyarakat. Satuan-satuan lingkungan sosial yang mengelilingi individu terdidri dari leluarga, lembaga, komunitas, dan masyarakat.
1.      Hubungan individu dengan keluarga
Individu memiliki hubungan erat dengan keluarga, yaitu dengan ayah, ibu, kakek, nenek, paman, bibi, kakak, dan adik. Hubungan ini dapat dilandasi oleh nilai, norma, dan aturan yang melekat pada keluarga yang bersangkutan. Dengan adanya keluarga ini, individu pada akhirnya memiliki hak dan kewajiban yang melekat pada dirinya dalam keluarga.
2.      Hubungan individu dengan lembaga
Lembaga diartikan sebagai sekumpulan norma yang terus-menerus dilakukan oleh manusia karena norma-norma itu memberikan keuntungan bagi mereka. Individu memiliki hubungan yang saling mempengaruhi dengan lembaga yang ada disekelilingnya.Lingkungan pekerjaan dapat membentuk individu dalam membentuk kepribadian.Keindividuan dalam lingkungan pekerjaan dapat berperan sebagai direktur,ketua dan sebagainya. Jika individu bekerja, ia akan dipengaruhi oleh lingkungan pekerjaannya.
3.      Hubungan individu dengan komunitas
Komunitas dapat diartikan sebagai satuan kebersamaan hidup sejumlah orang yang memiliki territorial terbatas, memilki kesamaan terhadap menyukai suatu hal dan keorganisasian tata kehidupan bersama.Komunitas mencakup individu, keluarga dan lembaga yang saling berhubungan secara independen.
4.      Hubungan individu dengan masayarakat
Hubungan individu dengan masyarakat terletak dalaam sikap saling menunjang hak dan kewajiban manusia sebgai individu dan manusia sebagai makhluk sosial.Mana yang menjadi hak individu dan mana yang menjadi hak masyarakat hendaknya diketahui dengan mendahulukan hak masyarakat daripada hak individu.Gotong royong adalah hak masyarakat, sedangkan rekreasi dengan keluarga, liburan adalah hak individu yang semestinya lebih mengutamakan hak masyarakat.
SUMBER :


BAB 4 PEMUDA dan SOSIALISASI
Pemuda
Pemuda adalah individu dengan karakter dinamis, bahkan bergejolak dan optimis namun belum memiliki pengendalian emosi yang stabil. Pemuda merupakan penerus bangsa dimasa depan nanti, dan pemuda juga masih butuh pengembangan diri dan pembinaan kearah yang lebih baik, agar dapat menjadi penerus bangsa yang baik dimasa yang akan dating.

Sosialisasi
Sosialisasi adalah proses dimana setiap individu saling berinteraksi satu sama lain, saling berkomunikasi, dan saling membaur didalam kehidupan bermasyarakat. Selain itu sosisialisasi juga sangat dibutuhkan oleh manusia, karena pada dasarnya manusia itu memang makhluk sosial, jadi dapat dikatakan bahwa satu individu membutuhkan individu yang lain untuk bisa bertahan didalam kehidupan bermasyarakat.

Internalisasi belajar dan sosialisasi
Internalisasi lebih mengarah pada norma-norma individu yang menginternalisasikan norma-norma tersebut. Belajar lebih mengarah pada proses pembelajaran tingkah laku, yang sebelumnya tidak dimiliki sekarang telah dimiliki akibat proses pembelajaran tersebut. Sedangkan Spesialisasi lebih mengarah pada kekhususan yang telah dimiliki oleh seorang individu.
Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, kita pasti selalu bersosialisasi terhadap individu lain dimanapun kita berada. Perbedaan antar karakter menjadi identitas diri individu masing-masing. Perilaku setiap individu pun berbeda-beda, karena dari itu membuat individu lain mengambil suatu tindakan yang berbeda-beda. Tindakan-tindakan yang diambil oleh masing-masing individu bisa dibagi menjadi dua yaitu tindakan positif dan negatif. Tindakan positif akan diambil jika antar individu saling mengharagai adanya norma-norma yang berlaku. Kalau tindakan negatif, akan diambil jika antar individu tidak mengutamakan norma-norma yang ada, seperti saling egois, berbeda pendapat, merasa derajatnya lebih tinggi dari individu lain, dan sebagainya.
Setelah individu mengambil suatu tindakan entah itu positif atau negatif, pastilah individu tersebut berfikir atas tindakannya tersebut. Atas pemikirannya itu, akan membuat suatu pembelajaran dimana individu akan lebih memahami apa itu hidup besosialisasi dan norma-norma yang berlaku. Dari pembelajaran tersebut, suatu individu akan mendapatkan spesialisasi atau kekhususan kemampuan dimana individu bisa menempatkan dirinya di dalam hidup bermasyarakat.
Jadi, kesimpulan dari semuanya adalah, sebagai individu haruslah menaati norma-norma kehidupan yang ada, entah itu norma agama, norma kesusilaan, dan norma kesopanan. Apa yang dilakukan seorang individu pastilah melalui proses pembelajaran dan memiliki kemampuan khusus setelah terbiasa dengan pengambilan-pengambilan tindakan.
               
Proses sosialisasi
proses sosialisasi adalah suatu tahapan-tahapan dalam pembentukan sikap atau perilaku seorang anak sesuai dengan perilaku atau norma-norma dalam kelompok atau keluarga.

Peranan sosial mahasiswa dan pemuda di masyarakat
Mahasiswa adalah kelompok pelajar yang bisa dikatakan sebagai golongan terdidik, karena mampu untuk mengenyam pendidikan tinggi, di saat sebagian yang lain dalam usia yang sama masih bergelut dengan kemiskinan dan keterbatasan biaya dalam mengakses pendidikan, terutama pendidikan tinggi.
Predikat tersebut tentulah dapat disinonimkan bahwa mahasiswa merupakan kaum intelektual, yang mempunyai basis keilmuan yang kuat sesuai dengan jurusan yang diambil masing-masing mahasiswa, yang berarti kemampuan akademik mahasiswa dapat diandalkan sebagai salah satu asset negara ini. Tetapi, mahasiswa juga merupakan sebuah entitas social yang selalu berinteraksi dengan masyarakat dari segala jenis lapisan, sehingga dalam hal ini mahasiswa pun dituntut untuk memainkan peran aktif dalam kehidupan social kemasyarakatan.

Peranan pemuda dalam masyarakat
Pemuda adalah tulang punggung masyarakat. Generasi tua memilki keterbatasan untuk memajukan bangsa. Generasi muda harus mengambil peranan yang menentukan dalam hal ini. Dengan semangat menyala-nyala dan tekad yang membaja serta visi dan kemauan untuk menerima perubahan yang dinamis pemuda menjadi motor bagi pembangunan masyarakat.

Pola dasar pembinaan dan pengembangan generasi muda
Pola dasar pembinaan dan pengembangan generasi muda disusun berlandaskan :
1.      Landasan Idiil : Pancasila
2.      Landasan Konstitusional : Undang-undang dasar 1945
3.      Landasan Strategi : Garis-garis Besar Haluan Negara
4.      Landasan Histories : Sumpah Pemuda dan Proklamasi
5.      Landasan Normatif : Tata nilai ditengah masyarakat.

Dua pengertian pokok pembinaan dan pengembngan generasi muda
Dalam hal ini, pembinaan dan pengembangan generasi muda menyangkut dua pengertian pokok, yaitu :
·         Generasi muda sebagai subjek pembinaan dan pengembangan adalah mereka yang telah memiliki bekal dan kemampuan serta landasan untuk mandiri dan ketrlibatannya pun secara fungsional bersama potensi lainnya guna menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi bangsa.
·         Generasi muda sebagai objek pembinaan dan pengembangan adalah mereka yang masih memerlukan pembinaan dan pengembangan kea rah pertumbuhan potensi dan kemampuan ketingkat yang optimal dan belum dapat bersikap mandiri yang melibatkan secara fungsional.

Masalah-masalah generasi muda
Berbagai permasalahan generasi muda yang muncul pada saat ini antara lain :
1.       Dirasa menurunnya jiwa idealisme, patriotisme, dan nasionalisme di kalangan masyarakat termasuk generasi muda.
2.       Kekurangpastian yang dialami oleh generasi muda terhadap masa depannya.
3.       Belum seimbangnya antara jumlah generasi muda dengan fasilitas pendidikan yang tersedia, baik yang formal maupun non formal. Tingginya jumlah putus sekolah yang diakibatkan oleh berbagai sebab yang bukan hanya merugikan generasi muda sendiri, tetapi juga merugikan seluruh bangsa.
4.       Kurangnya lapangan kerja / kesempatan kerja serta tingginya tingkat pengangguran /setengah pengangguran di kalangan generasi muda dan mengakibatkan berkurangnya produktivitas nasional dan memperlambat kecepatan laju perkembangan pembangunan nasional serta dapat menimbulkan berbagai problem sosial lainnya.
5.       Kurangnya gizi yang dapat menyebabkan hambatan bagi perkembangan kecerdasan dan pertumbuhan badan di kalangan generasi muda, hal tersebut disebabkan oleh rendahnya daya beli dan kurangnya perhatian tentang gizi dan menu makanan seimbang di kalangan masyarakat yang berpenghasilan rendah.
6.       Masih banyaknya perkawinan di bawah umur, terutama di kalangan masyarakat daerah pedesaan.
7.       Pergaulan bebas yang membahayakan sendi-sendi perkawinan dan kehidupan keluarga.
8.       Meningkatnya kenakalan remaja termasuk penyalahgunaan narkotika.
9.       Belum adanya peraturan perundangan yang menyangkut generasi muda.

Dan ada juga masalah lain yaitu :
1.     Kebutuhan Akan Figur Teladan
Remaja jauh lebih mudah terkesan akan nilai-nilai luhur yang berlangsung dari keteladanan orang tua mereka daripada hanya sekedar nasihat-nasihat bagus yang tinggal hanya kata-kata indah.
2.     Sikap Apatis
Sikap apatis meruapakan kecenderungan untuk menolak sesuatu dan pada saat yang bersamaan tidak mau melibatkan diri di dalamnya. Sikap apatis ini terwujud di dalam ketidakacuhannya akan apa yang terjadi di masyarakatnya.
3.     Kecemasan dan Kurangnya Harga Diri
Kata stess atau frustasi semakin umum dipakai kalangan remaja. Banyak kaum muda yang mencoba mengatasi rasa cemasnya dalam bentuk “pelarian” (memburu kenikmatan lewat minuman keras, obat penenang, seks dan lainnya).
4.     Ketidakmampuan untuk Terlibat
Kecenderungan untuk mengintelektualkan segala sesuatu dan pola pikir ekonomis, membuat para remaja sulit melibatkan diri secara emosional maupun efektif dalam hubungan pribadi dan dalam kehidupan di masyarakat. Persahabatan dinilai dengan untung rugi atau malahan dengan uang.
5.     Perasaan Tidak Berdaya
Perasaan tidak berdaya ini muncul pertama-tama karena teknologi semakin menguasai gaya hidup dan pola berpikir masyarakat modern. Teknologi mau tidak mau menciptakan masyarakat teknokratis yang memaksa kita untuk pertama-tama berpikir tentang keselamatan diri kita di tengah2 masyarakat. Lebih jauh remaja mencari “jalan pintas”, misalnya menggunakan segala cara untuk tidak belajar tetapi mendapat nilai baik atau ijasah.
6.     Pemujaan Akan Pengalaman
Sebagian besar tindakan-tindakan negatif anak muda dengan minumam keras, obat-obatan dan seks pada mulanya berawal dari hanya mencoba-coba. Lingkungan pergaulan anak muda dewasa ini memberikan pandangan yang keliru tentang pengalaman.

Potensi-potensi generasi muda
Potensi-potensi yang terdapat pada generasi muda perlu dikembangkan adalah :
·         Idealisme dan daya kritis
·         Dinamika dan kreativitas
·         Keberanian Mengambil Resiko
·         Opimis dan kegairahan semangat
·         Sifat kemandirian, disiplin, peduli, dan bertanggung jawab
·         Keanekaragaman dalam persatuan dan kesatuan
·         Patriotisme dan Nasionalisme
·         Kemampuan menguasai ilmu dan teknologi.

Tujuan Pokok Sosialisasi
Individu harus diberi ilmu pengetahuan (keterampilan) yang dibutuhkan bagi kehidupan kelak di masyarakat.
·         Individu harus mampu berkomunikasi secara efektif dan mengenbangkankan kemampuannya.
·         Pengendalian fungsi-fungsi organik yang dipelajari melalui latihan-latihan mawas diri yang tepat.
·         Bertingkah laku secara selaras dengan norma atau tata nilai dan kepercayaan pokok ada pada lembaga atau kelompok khususnya dan pada masyarakat umum.

SUMBER :

BAB 5 WARGA NEGARA dan NEGARA
WARGA NEGARA & NEGARA
Unsur penting suatu Negara yang lain adalah rakyat. Tanpa rakyat, maka Negara itu hanya ada dalam angan-angan. Termasuk rakyat suatu Negara adalah meliputi semua orang yang bertempat tinggal di dalam wilayah kekuasaan Negara tersebut dan tunduk pada kekuasaan Negara tersebut. Dalam hubungan ini rakyat diartikan sebagai kumpulan manusia yang dipersatukan oleh suatu rasa persatuan dan bersama-sama mendiami suatu wilayah tertentu.

A.  HUKUM
1.  Ciri-ciri dan Sifat Hukum
Agar dapat mengenal hokum lebih jelas, maka kita perlu mengenali ciri-ciri dan sifat dari hukum itu sendiri.

Ciri hukum adalah :
·         Adanya perintah dan larangan
·         Perintah atau larangan tersebut harus dipatuhi setiap orang.

Agar tata tertibdalam masyarakat dapat dilaksanakan dan tetap terpelihara dengan baik, perlu ada peraturan yang mengatur dan memaksa tata tertib itu untuk ditaati yang disebut kaidah hukum. Dan kepada barangsiapa yang melanggar baik sengaja maupun tidak sengaja, dapat dikenai sanksi yang berupa hukuman.

2.  Sumber-sumber Hukum
Ialah segala sesuatu yang menimbulkan aturan-aturan yang mempunyai kekuatan yang memaksa, yang kalau dilangar dapat mengakibatkan sanksi yang tegas dan nyata. Sumber hukum dapat ditunjau dari segi formal dan segi material. Sumber hukum material dapat ditinjau lagi dari berbagai sudut, misalnya dari sudut politik, sejarah, ekonomi dan lain-lain.

Sedangkan sumber hukum formal antara lain ialah :
1)  Undang-undang (Statute)
Ialah suatu peraturan Negara yang mempunyai kekuasaan hukum yang mengikat, diadakan dan dipelihara oleh penguasa Negara;
2)  Kebiasaan (Costum)
Ialah perbuatan manusia yang dilakukan berulang-ulang dalam hal yang sama dan diterima oleh masyarakat. Sehingga tindakan yang berlawanan dianggap sebagai pelanggaran perasaan hukum.
3)  Keputusan-keputusan Hakim (Yurisprudensi)
Ialah keputusan hakim terdahulu yang sering dijadikan dasar keputusan hakim kemudian mengenai masalah yang sama.
4)  Traktat (Treaty)
Ialah perjanjian atara dua orang atau lebih mengenai sesuatu hal, sehingga masing-masing pihak yang bersangkutan terikat dengan isi perjanjian tersebut.
5)  Pendapat Sarjana Hukum
Ialah pendapat para sarjana yang sering dikutip para hakim dalam menyelesaikan suatu masalah.

3.  Pembagian Hukum
a)   Menurut “sumbernya” hukum dibagi dalam :
·         Hukum Undang-undang
·         Hukum Kebiasaan
·         Hukum Traktat
·         Hukum Yurisprudensi
b)   Menurut “bentuknya” hukum dibagi dalam :
·         Hukum tertulis, yang terbagi atas hukum tertulis yang dikodifikasi, yaitu hukum tertulis yang telah dibukukan jenis-jenisnya dalam kitab undang-undang secara sistematis dan lengkap. Sedangkan hukum tidak tertulis yang kedua adalah hukum yang tidak dikodifikasi.
·         Hukum tak tertulis
c)   Menurut “tempat berlakunya” hukum dibagi dalam :
·         Hukum Nasional
·         Hukum Internasional
·         Hukum Asing
·         Hukum Gereja
d)   Menurut “waktu berlakunya” hukum dibagi dalam :
·         Ius Constitutum
·         Ius Constituendum
·         Hukum Asasi (hukum alam)
e)   Menurut “cara mempertahankannya” dibagi dalam :
·         Hukum Material
·         Hukum Formal
f)    Menurut “sifatnya” hukum dibagi dalam :
·         Hukum yang memaksa
·         Hukum yang mengatur (pelengkap)
g)   Menurut “wujudnya” hukum dibagi dalam :
·         Hukum Obyektif (Hukum Sipil)
·         Hukum Publik (Hukum Negara)

B.  Negara
Negara merupakan alat dari masyarakat yang mempunyai kekuasaan untuk mengatur hubungan manusia dalam masyarakat.
a)   Sifat-sifat Negara
·         Sifat memaksa
·         Sifat monopoli
·         Sifat mencakup semua
b)   Bentuk Negara
·         Negara Kesatuan (Unitarisme)
Adalah suatu bentuk Negara yang merdeka dan berdaulat, dimana kekuasaan untuk mengurus seluruh pemerintah dalam Negara itu berada pada Pusat. Negara kesatuan ada dua macam yaitu, Negara kesatuan dengan system sentralisasi & Negara kesatuan dengan system desentralisasi.
·         Negara Serikat (Negara Federasi)
Adalah Negara yang terjadi dari penggabungan beberapa Negara yang semula berdiri sendiri sebagai Negara yang merdeka, berdaulat, ke dalam suatu ikatan kerjasama yang efektif untuk melaksanakan urusan secara bersama. Negara serikat dibagi menjadi tiga, yaitu :
·    Negara Dominion
·    Negara Uni
·    Negara Protektorat
c)   Unsur-unsur Negara
                         I.     Harus ada wilayah
                       II.     Harus ada rakyat
                     III.     Harus ada pemerintahan
                    IV.     Harus ada tujuan
                      V.     Mempunyai kedaulatan.

C.   Pemerintah
Pemerintah merupakan salah satu unsur penting daripada Negara. Tanpa pemerintah , maka Negara tidak ada yang mengatur. Karena pemerintah merupakan roda Negara, maka tidak akan mungkin ada suatu Negara tanpa pemerintah.

Pemerintah dalam arti luas :
Adalah menunjuk kepada alat perlengkapan Negara seluruhnya (aparatur Negara) sebagai badan yang melaksanakan seluruh tugas/kekuasaan Negara atau melaksanakan pemerintahan dalam arti luas.
Pemerintah dalam arti sempit :
Adalah hanya menunjuk kepada alat perlengkapan Negara yang melaksanakan pemerintahan dalam arti sempit.

SUMBER :



Sabtu, 07 November 2015

Ilmu Sosial Dasar # ( Adat Istiadat Daerah Istimewa Yogyakarta )

TUGAS 1

Sedikit ulasan sejarah berdirinya kota Yogyakarta


Keberadaan Kota Yogyakarta tidak bisa lepas dari keberadaan Kasultanan Yogyakarta. Pangeran Mangkubumi yang memperjuangkan kedaulatan Kerajaan Mataram dari pengaruh Belanda, merupakan adik dari Sunan Paku Buwana II. Setelah melalui perjuangan yang panjang, pada hari Kamis Kliwon tanggal 29 Rabiulakhir 1680 atau bertepatan dengan 13 Februari 1755, Pangeran Mangkubumi yang telah bergelar Susuhunan Kabanaran menandatangani Perjanjian Giyanti atau sering disebut dengan Palihan Nagari . Palihan Nagari inilah yang menjadi titik awal keberadaan Kasultanan Yogyakarta. Pada saat itulah Susuhunan Kabanaran kemudian bergelar Sri Sultan Hamengku Buwana Senopati Ing Ngalaga Abdurrahman Sayidin Panatagama Kalifatullah Ingkang Jumeneng Kaping I. Setelah Perjanjian Giyanti ini, Sri Sultan Hamengku Buwana mesanggrah di Ambarketawang sambil menunggui pembangunan fisik kraton.
Sebulan setelah ditandatanganinya Perjanjian Giyanti tepatnya hari Kamis Pon tanggal 29 Jumadilawal 1680 atau 13 Maret 1755, Sultan Hamengku Buwana I memproklamirkan berdirinya Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dengan ibukota Ngayogyakarta dan memiliki separuh dari wilayah Kerajaan Mataram. Proklamasi ini terjadi di Pesanggrahan Ambarketawang dan dikenal dengan peristiwa Hadeging Nagari Dalem Kasultanan Mataram – Ngayogyakarta. Pada hari Kamis Pon tanggal 3 sura 1681 atau bertepatan dengan tanggal 9 Oktober 1755, Sri Sultan Hamengku Buwana I memerintahkan untuk membangun Kraton Ngayogyakarta di Desa Pacethokan dalam Hutan Beringan yang pada awalnya bernama Garjitawati.
          Pada hakekatnya, kesenian Jawa yang asli dan indah selalu terdapat di dalam lingkungan istana raja dan di daerah-daerah Jawa sekitarnya. Pulau Jawa khususnya kota Yogyakarta / Jogja memiliki kesenian khas dan kebudayaan yang tinggi, bahkan merupakan pusat serta sumber kesenian di Indonesia. Di direktori ini, Anda dapat menemukan beragam kesenian Jawa / khas Yogyakarta dan kebudayaan nya yang layak diketahui. Yogyakarta merupakan satu daerah di Jawa Tengah yang apabila dilihat dari segi kesenian sangatlah unik dan menarik, ini dikarenakan daerah ini masih dipimpin oleh seorang Sultan yang masih memegang teguh adat istiadat khususnya kesenian. Masyarakat Yogyakarta juga masih rutin mengadakan acara-acara kesenian, dengan tujunan mengingat nenek moyang mereka. Salah satu faktor mengapa kesenian begitu kental disini karena Yogyakarta merupakan tempat peradaban kerajaan masa Hindu-Budha. Berikut ini beberapa kesenian khas Yogyakarta.

A.   Sendratari Ramayana

Sendratari Ramayana merupakan satu kesenian yang paling terkenal di Yogyakarata, biasanya turis mancanegara sangat menyukai pertunjukan ini. Biasanya sendratari ini dipertunjukan di Candi Prambanan. Sendratari ini menceritakan tentang perlawanan antara budi perekrti yang baik yang ada dalam diri Sri Rama (dari negara Ayodhiyapala) melawan sifat jahat yang ada dalam diri Rahwana (maharaja angkara murka dari negara Alengka). Sendratari ini memiliki empat episode berbeda disetiap pertunjukannya diantaranya, Hilangnya Dewi Shinta, Hanoman Duta, Kombokarno Leno, dan Api Suci. Sendratari ini dipentaskan setiap bulan Mei sampai Oktober.

B.  Upacara Sekaten

Acara ini merupakan acara tradisi jawa dalam memperingati hari lahir Nabi Muhammad SAW. Masyarakat Yogya beranggapan apabila ikut serta dalam peringatan ini akan mendapat imbalan dari Yang Maha Kuasa yaitu awet muda, dan sebagai “Srono” atau syaratnya, mereka harus mengunyah sirih di halaman Masjid Agung dari awal acara dimulai.

C.   Upacara Grebeg Maulud

Upacara Grebeg Maulud merupakan puncak dari upacara kelahiran Nabi Muhammad SAW yang diselenggarakan pada 12 Maulud, setelah esoknya gamelan Kyai Nogowilogo dan Kyai Gunturmadu dimasukkan kedalam Keraton yang disebut dengan “Bendhol Songsong”. Sebagai puncak drai acara ini adalah membawa gunungan ke Masjid Agung dan membagi-bagikannya kepada masyarakat setelah didoakan. Lalu gunungan ini yang akan ditanam di area pertanian agar menjadi subur.

D.  Upacara Labuhan Pantai

Upacara ini ditujukan untuk Ratu Laut Selatan dengan mempersembahkan baju, alat-alat rias wanita serta bunga-bungaan untuk sang Ratu. Untuk permohonan kesejahteraan kepada Ratu Kidul. Sedangkan berbagai pakaian bekas, potongan kuku serta potongan rambut Sri Sultan ditanam di Sengker (suatu areal di Pantai Parangkusumo).

E.   Seni Wayang Jawa

Salah satu ciri khas kebudayaan Yogyakarta khususnya Jawa adalah seni wayang. Kesenian wayang merupakan kreasi budaya masyarakat Jawa Tengah yang dalam setiap ceritanya memiliki filosofi akan kehidupan masyarakat Jawa, seperti kisah-kisah kepahlawanan, raja-raja terdahulu atau mitologi masyarakat Jawa. Masyarakat Jawa sangat menggemari wayang dikarenakan setiap cerita yang terdapat dalam kesenian wayang ini dapat dijadikan pedoman masyarakat dalam menjaga kebudayaan Jawa sendiri. Ada sekitar 40 jenis wayang di Jawa diantaranya adalah Wayang Beber, Wayang Klintik, Wayang Kulit, Wayang Krucil, dan Wayang Golek. Disetiap pementasan wayang selalu dipimpin oleh seorang Dalang yang memahami alur cerita dalam pewayangan. Pertunjukan wayang ini selalu diiringi oleh musik gamelan.

F.   Upacara Tumplak Wajik

Upacara Tumplak Wajik ini diselenggarakan dua hari sebelum acara grebegan. Bertempat di halaman Kemandungan Selatan atau Magangan keraton Yogyakarta. Upacara Tumplak Wajik berarti menumpahkan wajik (sejenis makanan yang terbuat dari ketan) sebagai dasar pembuatan gunungan sebelum acara grebegan dimulai. Upacara ini diiringi oleh musik kothekan (musik dari lesung dan kenthongan).

G.   Upacara Siraman Pusaka

Upacara Siraman Pusaka ini dilakukan setiap Selasa atau Jumat kliwon pada bulan Jawa Sura, keraton mengadakan acara ini untuk membersihkan benda-benda keramat milik keraton serta kereta-kereta istana. Sedangkan pada hari Jumat kliwon di makam raja-raja di daerah Imogiri dilakukan upacara pengurasan dan pencucian air dalam guci-guci atau jambangan yang disebut Enceh. Konon, menurut masyarakat Jawa apabila meminum air ini akan jauh dari malapetaka atau marabahaya, dihindrakan dari penyakit, serta awet muda.

H.  Ketoprak Jawa

Ketoprak merupakan salah satu kesenian Jawa yang bentuk penyajiannya seperti drama, namun ketoprak memiliki cerita khas yang mengandung sejarah masyarakat Jawa. Ketoprak dimainkan oleh beberapa orang yang berperan dalam satu cerita tersebut, kostum dan dandanannya selalu disesuakan dengan alur cerita. Biasanya dalam setiap pementasan ketoprak selalu diiringi oleh tembang-tembang Jawa.

I.    Upacara Tunggul Wulung

Masyarakat tengahan yang tinggal disekitar Sendang Agung, Sleman selalu mengadakan upacara tunggul wulung disetiap hari Jumat Pon, acara ini di maksudkan umtuk ucapan rasa syukur kepada  Tuhan serta Ki Ageng Tunggul Wulung beserta istri atas rejeki yang melimpah.

J.   Upacara Saparan Wonolelo

Upacara Saparan Wonolelo dilaksanakan oleh penduduk Wonolelo, Ngemplak Sleman setiap Bulan Sapar, Kamis Pahing atau Jumat Pon. Acara ini mengarak keris pusaka Ki Ageng Wonolelo yang menjadi tokoh leluhur keturunan Brawijaya dan merupakan cikal bakal penduduk desa Wonolelo.

K.   Upacara Cupu Panjalo

Menurut riwayat, Cupu Ponjolo berjumlah tiga buah, ditemukan di laut oleh Kyai Panjolo yang sedang menjala ikan di laut. Oleh masyarakat Desa Mendak, Girisekar, Panggang, Gunung Kidul dipercaya dapat memberi perlambang dan ramalan tentang masa depan desa tersebut. Ketiga buah cupu diletakkan di dalam kotak dan dibungkus dengan ratusan lapis kain mori, disimpan di ruangankhusus. Saat upacara, bungkus kain mori dibuka dan diteliti satu per satu untuk menemukan gambar atau motif yang tertera di kain mori. Gambar tersebut menjadi perlambang atau ramalan terhadap apa yang akan terjadi di masa depan. Upacara ini biasa dilaksanakan pada malam hari menjelang musim hujan (September-Oktober), pada hari pasaran Kliwon

L.    Upacara Bekakak

Upacara Bekakak dilaksanakan setiap bulan Sapar, hari Jumat antara tanggal 10-20, dilakukan untuk menghormati awah Kyai dan Nyai Wirasuta yang menjadi abdi dalem Penangsang HB I, bertugas membawa payung kebesaran Pakubuwono I. Oleh masyarakat sekitar, mereka dianggap sebagai cikal bakal penduduk Gamping. Upacara dimulai dengan kirab sepasang boneka pengantin Bekakak yang terbuat dari ketan dan cairan gula merah. Di puncak acara, Bekakak dibagikan kepada para pengunjung.

M.  Tari Jathilan

Tari Jathilan merupakan tarian dengan adegan sesama prajurit berkuda dan membawa senjata perang. Tarian ini mengutamakan sosok prajurit perang yang gagah perkasa di medan perang dan membawa senjata pedang.  Namun demikian masyarakat mengenalnya sebagai tarian yang magis dan kesurupan.

N.   Kesenian Tari Golek Menak

Tari Golek Menak merupakan salah satu jenis tari klasik gaya Yogyakarta yang diciptakan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Penciptaan tari Golek Menak berawal dari ide sultan setelah menyaksikan pertunjukkan Wayang Golek Menak yang dipentaskan oleh seorang dalang dari daerah Kedu pada tahun 1941. Disebut juga Beksa Golek Menak, atau Beksan Menak. Mengandung arti menarikan wayang Golek Menak. Karena sangat mencintai budaya Wayang Orang maka Sri Sultan merencanakan ingin membuat suatu pagelaran yaitu menampilkan tarian wayang orang. Untuk melaksanakan ide itu Sultan pada tahun 1941 memanggil para pakar tari yang dipimpin oleh K.R.T. Purbaningrat, dibantu oleh K.R.T. Brongtodiningrat, Pangeran Suryobrongto, K.R.T. Madukusumo, K.R.T. Wiradipraja, K.R.T.Mertodipuro, RW Hendramardawa, RB Kuswaraga dan RW Larassumbag.


O.   Kesenian Gamelan

Gamelan merupakan alat music khas Jawa tengah khususnya Yogyakarta. Music gamelan ini sering digunakan dalam upacra-upacara adat di Yogyakarta atau sebagai music pengiring di keraton Yogya. Salah satu tempat di Yogyakarta dimana anda bisa melihat pertunjukan gamelan adalah Kraton Yogyakarta. Pada hari Kamis pukul 10.00 - 12.00 WIB digelar gamelan sebagai sebuah pertunjukan musik tersendiri. Hari Sabtu pada waktu yang sama digelar musik gamelan sebagai pengiring wayang kulit, sementara hari Minggu pada waktu yang sama digelar musik gamelan sebagai pengiring tari tradisional Jawa. Untuk melihat pertunjukannya, anda bisa menuju Bangsal Sri Maganti. Sementara untuk melihat perangkat gamelan tua, anda bisa menuju bangsal kraton lain yang terletak lebih ke belakang.

P.   Kesenian Tari Angguk


Kesenian Angguk merupakan satu dari sekian banyak jenis kesenian rakyat yang ada di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Kesenianangguk berbentuk tarian disertai dengan pantun-pantun rakyat yang berisi pelbagai aspek kehidupan manusia, seperti: pergaulan dalam hidup bermasyarakat, budi pekerti, nasihat-nasihat dan pendidikan. Dalam kesenian ini juga dibacakan atau dinyanyikan kalimat-kalimat yang ada dalam kitab Tlodo, yang walaupun bertuliskan huruf Arab, namun dilagukan dengan cengkok tembang Jawa. Nyanyian tersebut dinyanyikan secara bergantian antara penari dan pengiring tetabuhan. Selain itu, terdapat satu hal yang sangat menarik dalam kesenian ini, yaitu adanya pemain yang “ndadi” atau mengalami trance pada saat puncak pementasannya. Sebagian masyarakat Yogyakarta percaya bahwa penari angguk yang dapat “ndadi” ini memiliki “jimat” yang diperoleh dari juru-kunci pesarean Begelen, Purworejo. 

Q.   Dolanan Anak

Dolanan anak merupakan permainan-permainan tradisional anak-anak yang sekatrang ini hampir punah. Namun beberapa event-event tradisional di Yogyakarta sering menyelenggarakan event dolanan ini. Permainan yang biasa dimainkan dalam dolanan anak ini seperti, Gotri Legendri, Cublak-cublak Suweng, Engklek, Bethink, Tawonan, Jek-jekan, Jemuran, an Dhingklik oglak aglik.

Sumber :