TUGAS 3
Pemetaaan Masalah Sosial dan Melakukan Analisa
A. Pengertian
Masalah
sosial adalah suatu ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau
masyarakat. Masalah sosial muncul akibat terjadinya perbedaan yang mencolok
antara nilai dalam masyarakat dengan realita yang ada. Adanya masalah sosial
dalam masyarakat ditetapkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan khusus
seperti tokoh masyarakat, pemerintah, organisasi sosial, musyawarah masyarakat,
dan lain sebagainya.
Ada 4 Jenis faktor Masalah
sosial, antara lain :
1. Faktor Ekonomi : Kemiskinan,
pengangguran, dll.
2. Faktor Budaya : Perceraian, kenakalan
remaja, dll.
3. Faktor Biologis : Penyakit menular,
keracunan makanan, dsb.
4. Faktor Psikologis : penyakit syaraf,
aliran sesat, dsb.
Kemiskinan adalah
keadaan dimana terjadi ketidak mampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti
makanan , pakaian , tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan
dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya
akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global.
Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara
yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluative. Kemiskinan dipahami
dalam berbagai cara. Pemahaman utamanya mencakup : Gambaran kekurangan materi,
yang biasanya mencakup kebutuhan pangan sehari-hari, sandang, perumahan, dan
pelayanan kesehatan. Kemiskinan dalam arti ini dipahami sebagai situasi
kelangkaan barang-barang dan pelayanan dasar.
Bapak
Udiyono ini adalah bukti dari keterbatasan faktor ekonomi. Saya bertemu saat ia
sedang berada ditempat pembuangan sampah daerah rumah saya. Bapak ini seorang
pengepul barang bekas atau kasarnya seorang pemulung yang kesehariannya
mengumpulkan barang” yang sudah tak layak pakai untuk di daur ulang ke pemasok
barang bekas. Pak Udiyono ini memulai pekerjaanya sejak tahun 2007 dengan
bermodalkan gerobak ia mengumpulkan botol-botol plastik atau kaca yang ia
dapati dari tempat sampah ataupun dari orang yg ingin meloakkannya. Bapak dari
2 orang anak ini ,bertempat tinggal di daerah bulak perwira dan sangat
disayangkan kedua anaknya tidak dapat bersekolah hingga tuntas karena kurangnya
biaya.
Bapak
Udiyono ini memulai aktifitasnya mulai berkisaran jam 07.00 – 17.30 WIB. Dengan
penghasilan perharinya yang tidak menentu ia mencukupi kebutuhan keluarganya.
Penghasilannya untuk sehari bisa mencapai Rp 250.000 hingga Rp 300.000/hari.
Setiap harinya ia harus mengumpulkan barang-barang bekas untuk dijual kembali
ke pengepul barang bekas yg nantinya akan daur ulang, terkadang juga ia
menyisihkan sebagian barang yg masih layak untuk ia gunakan sendiri untuk
kebutuhan hidupnya.
Dengan
kegigihannya menekuni pekerjaanya ia tetap bisa mencukupi keluarganya walau
dengan hasil yang pas-pasan. Namun itu tidak membuat hati dan semangatnya
luntur dibawah teriknya matahari dan jauhnya jalan yang ia tmpuh untuk
mendapatkan barang-barang bekas tersebut.
Saya sempat menananyakan bagaimana perasaanya, apakah bapak pernah merasa malu terhadap pekerjaannya seperti ini? "saya tidak merasa malu walau harus mengais plastik ataupun barang bekas ditumpukan sampah, karena saya tidak merugikan orang lain", ujarnya. Saat itu saya merasa bahwa semangatnya itu tidak dapat digantikan dengan apapun, dan kegigihannya menghadapi masalah sosial yang dialami keluarganya memotivasi saya untuk tetap semangat dalam menggapai keinginan dan cita-cita saya untuk sukses dan membahagiakan orang tua.
Saya sempat menananyakan bagaimana perasaanya, apakah bapak pernah merasa malu terhadap pekerjaannya seperti ini? "saya tidak merasa malu walau harus mengais plastik ataupun barang bekas ditumpukan sampah, karena saya tidak merugikan orang lain", ujarnya. Saat itu saya merasa bahwa semangatnya itu tidak dapat digantikan dengan apapun, dan kegigihannya menghadapi masalah sosial yang dialami keluarganya memotivasi saya untuk tetap semangat dalam menggapai keinginan dan cita-cita saya untuk sukses dan membahagiakan orang tua.
B. Penyebab Kemiskinan
- Terbatasnya Kecukupan dan Mutu Pangan. Pemenuhan kebutuhan pangan yang layak dan memenuhi persyaratan gizi masih menjadi persoalan bagi masyarakat miskin. Rendahnya kemampuan daya beli merupakan persoalan utama bagi masyarakat miskin. Sedangkan permasalahan stabilitas ketersediaan pangan secara merata dan harga yang terjangkau, tidak terlepas dari ketergantungan yang tinggi terhadap makanan pokok beras dan kurangnya upaya diversifikasi pangan. Sementara itu permasalahan pada tingkat petani sebagai produsen, berkaitan dengan belum efisiennya proses produksi pangan, serta rendahnya harga jual yang diterima petani.
- Terbatasnya Akses dan Rendahnya Mutu Layanan Kesehatan. Masalah utama yang menyebabkan rendahnya derajat kesehatan masyarakat miskin adalah rendahnya akses terhadap layanan kesehatan dasar, rendahnya mutu layanan kesehatan dasar, kurangnya pemahaman terhadap perilaku hidup sehat, dan kurangnya layanan kesehatan reproduksi.Masalah lainnya adalah rendahnya mutu layanan kesehatan dasar yang disebabkan oleh terbatasnya tenaga kesehatan, kurangnya peralatan, dan kurangnya sarana kesehatan.
- Terbatasnya
Akses dan Rendahnya Mutu Layanan Pendidikan. Pembangunan
pendidikan ternyata belum sepenuhnya mampu memberi pelayanan secara merata
kepada seluruh lapisan masyarakat. Sampai dengan tahun 2003 masih terdapat
kesenjangan yang cukup tinggi antarkelompok masyarakat terutama antara
penduduk kaya dan penduduk miskin dan antara perdesaan dan perkotaan.
- Terbatasnya
Kesempatan Kerja dan Berusaha. Masyarakat miskin umumnya
menghadapi permasalahan terbatasnya kesempatan kerja, terbatasnya peluang
mengembangkan usaha, lemahnya perlindungan terhadap aset usaha, perbedaan
upah serta lemahnya perlindungan kerja terutama bagi pekerja anak dan
pekerja perempuan seperti buruh migran perempuan dan pembantu rumahtangga.
Masyarakat miskin dengan keterbatasan modal dan kurangnya keterampilan
maupun pengetahuan, hanya memiliki sedikit pilihan pekerjaan yang layak
dan terbatasnya peluang untuk mengembangkan usaha. Terbatasnya lapangan
pekerjaan yang tersedia saat ini seringkali menyebabkan mereka terpaksa
melakukan pekerjaan yang beresiko tinggi dengan imbalan yang kurang
memadai dan tidak ada kepastian akan keberlanjutannya.
- Terbatasnya
Akses Layanan Perumahan dan Sanitasi. Masalah utama yang
dihadapi masyarakat miskin adalah terbatasnya akses terhadap perumahan
yang sehat dan layak, rendahnya mutu lingkungan permukiman dan lemahnya
perlindungan untuk mendapatkan dan menghuni perumahan yang layak dan
sehat.
- Terbatasnya
Akses terhadap Air Bersih. Kesulitan untuk mendapatkan air
bersih terutama disebabkan oleh terbatasnya akses, terbatasnya penguasaan
sumber air dan menurunnya mutu sumber air. Keterbatasan akses terhadap air
bersih akan berakibat pada penurunan mutu kesehatan dan penyebaran
berbagai penyakit lain seperti diare. Akses terhadap air bersih masih
menjadi persoalan di banyak tempat dengan kecenderungan akses rumahtangga.
- Lemahnya
Partisipasi. Salah satu penyebab kegagalan kebijakan dan
program pembangunan dalam mengatasi masalah kemiskinan adalah lemahnya
partisipasi mereka dalam perumusan dan pelaksanaan kebijakan. Berbagai
kasus penggusuran perkotaan, pemutusan hubungan kerja secara sepihak, dan
pengusiran petani dari wilayah garapan menunjukkan kurangnya dialog dan
lemahnya pertisipasi mereka dalam pengambilan keputusan.
C. SASARAN
Sasaran
penanggulangan kemiskinan dalam lima tahun mendatang adalah menurunnya jumlah
penduduk miskin laki-laki dan perempuan dan terpenuhinya hak-hak dasar
masyarakat miskin secara bertahap. Secara rinci, sasaran tersebut adalah :
1. Menurunnya persentase penduduk yang berada
dibawah garis kemiskinan.
2. Terpenuhinya kecukupan pangan yang
bermutu dan terjangkau.
3. Terpenuhinya pelayanan kesehatan yang
bermutu.
4. Tersedianya pelayanan pendidikan dasar
yang bermutu dan merata.
5. Terbukanya kesempatan kerja dan
berusaha.
6. Terpenuhinya kebutuhan perumahan dan
sanitasi yang layak dan sehat.
7. Terpenuhinya kebutuhan air bersih dan
aman bagi masyarakat miskin.
8. Terbukanya akses masyarakat miskin
dalam pemanfaatan SDA dan terjaganya kualitas lingkungan.
9. Terjamin dan terlindunginya hak perorangan
dan hak komunal atas tanah.
10. Terjaminnya rasa aman dari tindak kekerasan.
11. Meningkatnya partisipasi masyarakat
miskin dalam pengambilan keputusan.
Sumber :