I. Hubungan
Timbal Balik Antara Manajemen, Organisasi dan
Tata Kerja
Tata kerja atau metode adalah satu cara bagaimana (how) agar sumber-sumber
dan waktu yang tersedia dan amat diperlukan dapat dimanfaatkan dengan tepat
sehingga proses kegiatan manajemen dapat dilaksanakan dengan tepat pula.
Dengan tata kerja yang tepat mengandung arti bahwa proses kegiatan
pencapaian
tujuan sudah dilakukan secara ilmiah dan praktis, di samping itu pemakaian
tata kerja yang tepat pada pokoknya ditujukan untuk :
a.
Menghindari terjadinya pemborosan di dalam pendayagunaan sumber-sumber daya dan
waktu yang
tersedia
b.
Menghindari kemacetan-kemacetan dan kesimpangsiuran dalam proses
pencapaian tujuan
c. Menjamin
adanya pembagian kerja, waktu dan koordinasi yang tepat.
# Jadi
hubungan antara manajemen, organisasi dan tata kerja dapat dilukiskanseperti di
bawah ini :
a. Manajemen
: proses kegiatan pencapaian tujuan melalui kerja sama antar manusia.
b.
Organisasi : alat bagi pencapaian tujuan tersebut dan alat
bagi pengelompokkan kerja sama.
c. Tata
Kerja : pola cara-cara bagaimana kegiatan dan kerja sama tersebut harus
dilaksanakan sehingga
tujuan tercapai secara efisien.
Manajemen,
organisasi dan tata kerja ketiganya diarahkan kepada tercapainya tujuan secara
efisien.
II. Fungsi
Satuan Organisasi dan Metode
pengertian fungsi satuan organisasi dan metode adalah rangkaian
proses kegiatan yang harus dilakukan untuk meningkatkan kegunaan segala sumber
dan faktor yang menentukan bagi berhasilnya proses manajemen terutama dengan
memperhatikan fungsi dan dinamika organisasi atau birokrasi dalam rangka
mencapai tujuan yang sudah ditetapkan.
Dari pengertian
tersebut terkandung beberapa maksud yaitu :
1.
Organisasi dan metode merupakan kunci atau syarat pelaksanaan kerja yang
setepat-tepatnya.
2.
Organisasi dan metode penting bagi kegiatan manajemen.
3.
Organisasi dan metode dapat memanfaatkan sumber-sumber dan waktu yang tersedia
4.
Organisasi dan metode berguna dalam meningkatkan efisiensi kerja untuk mencapai
tujuan.
Dari uraian di atas terlihat jelas betapa eratnya hubungan antara
manajemen, organisasi dan metode, bahkan sepertinya dapat dikatakan bahwa
organisasi dan metode merupakan salah satu bidang pengkhususan dari manajemen.
Manajemen pada hakekatnya merupakan proses kegiatan seorang pimpinan
(manager) yang harus dilakukan dengan mempergunakan cara-cara pemikiran yang
rasional maupun praktis untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan melalui
kerja sama dengan orang lain sebagai sumber tenaga kerja tanpa mengabaikan
sumber-sumber yang lain dan waktu yang tersedia dengan cara yang
setepat-tepatnya
*Sumber :
http://mohamadkemaludin.wordpress.com/2011/04/14/fungsi-satuan-organisasi-dan-metode/
Dinamika
Organisasi
I. Dinamika Konflik
Konflik adalah suatu permasalahan yang di alami oleh dua
orang atau lebih. Salah satu penyebab Konflik adalah kesalapahaman dalam
berkomunikasi . Bisa juga perbedaan pendapat antara kedua belah pihak atau
lebih, sehingga menimbulkan konflik.
II. Jenis dan Sumber Konflik
# Jenis - jenis konflik di antaranya :
Person rile conflict , merupakan konflik yang terjadi
pada peranan diri seseorang. biasa nya konflik ini terjadi akibat ego seseorang
yang mengakibatkan suatu sikap yang bisa menimbulkan masalah dengan orang lain,
yang disebut konflik.
Inter rule conflict , merupakan konflik antar peranan.
masksud nya adalah konflik yang timbul karna satu orang menjabat satu atau lebih
fungsi yang saling bertentangan.
Intersender conflict , merupakan konflik yang terjadi karena
seseorang harus memenuhi beberapa orang. contoh seperti siswa yang pintar
bermain piano dan sangat di bangga-banggakan sekolah, dia diharapkan agar selalu
memenangkan lomba seni musik antar sekolah, akan tetapi dia merasa tersiksa
karna beban yang di pikul nya cukup berat karna harus memenuhi haraban beberapa
orang.
Intrasender conflict , merupakan konflik yang terjadi karena
di sampaikan informasi yang saling bertentangan. contoh nya adalah jika
seserang secara tidak sengaja atau sengaja memberikan informasi yang salah,
sehingga merugikan pihak si pengolah atau si penerima informasi.
Menurut Dahrendorf, konflik dibedakan menjadi 6 macam :
Konflik antara atau dalam peran sosial (intrapribadi),
misalnya antara peranan-peranan dalam keluarga atau profesi (konflik peran
(role))
Konflik antara kelompok-kelompok sosial (antar keluarga,
antar gank).
Konflik kelompok terorganisir dan tidak terorganisir (polisi
melawan massa).
Koonflik antar satuan nasional (kampanye, perang saudara)
Konflik antar atau tidak antar agama
Konflik antar politik.
# Sumber konflik di antaranya :
Perbedaan individu, yang meliputi perbedaan pendirian dan
perasaan.
Setiap orang memiliki pendirian dan perasaan yang berbeda-beda satu dengan
lainnya. Perbedaan pendirian dan perasaan akan sesuatu hal atau lingkungan yang
nyata ini dapat menjadi faktor penyebab konflik sosial, sebab dalam menjalani
hubungan sosial, seseorang tidak selalu sejalan dengan kelompoknya. Contoh nya
dalam suatu pergelaran seni musik ada sebagian orang yang suka musik rock,
sebagian ada yang suka dengan musik pop dan sebagian juga ada yang suka
dangdut, sehingga bisa timbul konflik akibat tidak keserasian jenis kesukaan
musin pada pentas seni.
Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk
pribadi-pribadi yang berbeda.
Seseorang bisa menjadi pribadi yang sesuai dengan kondisi lingkungan
sekitarnya, hal semacam ini di karenakan seringnya seseorang bergaul karib
dengan lingkungan nya sehingga kebiasaan atau mungkin kepribadian nya berubah
sesuai dengan lingkungan yang dia ikuti. dan itu bisa menimbulkasn konflik.
Perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok.
Manusia memiliki perasaan, pendirian maupun latar belakang kebudayaan yang
berbeda. Oleh sebab itu, dalam waktu yang bersamaan, masing-masing orang atau
kelompok memiliki kepentingan yang berbeda-beda. Kadang-kadang orang dapat
melakukan hal yang sama, tetapi untuk tujuan yang berbeda-beda.
Perubahan-perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam
masyarakat.
Perubahan adalah sesuatu yang lazim dan wajar terjadi, tetapi jika perubahan
itu berlangsung cepat atau bahkan mendadak, perubahan tersebut dapat memicu
terjadinya konflik sosial. Misalnya, pada masyarakat pedesaan yang mengalami
proses industrialisasi yang mendadak akan memunculkan konflik sosial sebab
nilai-nilai lama pada masyarakat tradisional yang biasanya bercorak pertanian
secara cepat berubah menjadi nilai-nilai masyarakat industri. Nilai-nilai yang
berubah itu seperti nilai kegotongroyongan berganti menjadi nilai kontrak kerja
dengan upah yang disesuaikan menurut jenis pekerjaannya. Hubungan kekerabatan
bergeser menjadi hubungan struktural yang disusun dalam organisasi formal
perusahaan. Nilai-nilai kebersamaan berubah menjadi individualis dan
nilai-nilai tentang pemanfaatan waktu yang cenderung tidak ketat berubah
menjadi pembagian waktu yang tegas seperti jadwal kerja dan istirahat dalam dunia
industri. Perubahan-perubahan ini, jika terjadi seara cepat atau mendadak, akan
membuat kegoncangan proses-proses sosial di masyarakat, bahkan akan terjadi
upaya penolakan terhadap semua bentuk perubahan karena dianggap mengacaukan
tatanan kehiodupan masyarakat yang telah ada.
III. Strategi Penyelesaian Konflik
Penyelesaian konflik
oleh pemimpin dikategorikan dalam dua dimensi ialah kerjasama / tidak kerjasama
dan tegas / tidak tegas. Dengan menggunakan kedua macam dimensi tersebut ada 5
macam pendekatan penyelesaian konflik ialah sebagai berikut :
1. Kompetisi
Penyelesaian konflik yang menggambarkan satu pihak mengalahkan atau
mengorbankan yang lain. Penyelesaian bentuk kompetisi dikenal dengan istilah
win-lose orientation.
2. Akomodasi
Penyelesaian konflik yang menggambarkan kompetisi bayangan cermin yang
memberikan keseluruhannya penyelesaian pada pihak lain tanpa ada usaha
memperjuangkan tujuannya sendiri. Proses tersebut adalah taktik perdamaian.
3. Sharing
Suatu pendekatan penyelesaian kompromistis antara dominasi kelompok dan
kelompok damai. Satu pihak memberi dan yang lkain menerima sesuatu. Kedua
kelompok berpikiran moderat, tidak lengkap, tetapi memuaskan.
4. Kolaborasi
Bentuk usaha penyelesaian konflik yang memuaskan kedua belah pihak. Usaha ini
adalah pendekatan pemecahan problem (problem-solving approach) yang memerlukan
integrasi dari kedua pihak.
5. Penghindaran
Menyangkut ketidakpedulian dari kedua kelompok. Keadaaan ini menggambarkan
penarikan kepentingan atau mengacuhkan kepentingan kelompok lain.
IV. Motivasi
Motivasi adalah suatu tindakan memberi
semangat atau membangkitkan gairah seseorang atau lebih, supaya orang lain
dapat tergerak hatinya agar bisa lebih baik dalam menjalankan aktifitas dalam
hidupnya. motivasi biasanya di berikan oleh atasan (dalam perusahaan), orang
tua untuk anaknya (dalam keluarga), kepala sekolah atau guru untuk
murid-muridnya (disekolah).
V. Teori Motivasi
# Konsep Motivasi sesuai dengan teori Abraham Maslow :
· Kebutuhan yang bersifat fisiologis (lahiriyah).
Manifestasi kebutuhan ini terlihat dalam tiga hal pokok, sandang, pangan
dan papan. Teori ini bisa dikatakan sebagai suatu hal yang memang mendasari
seseorang untuk melakukan sesuatu demi mendapatkan kebutuhan ini. Example, Bagi
karyawan, kebutuhan akan gaji, uang lembur, rumah, kendaraan dll, yang
merupakan kebutuhan pokok, menjadi motif dasar dari karyawan itu sendiri mau
bekerja, menjadi efektif
dan dapat memberikan produktivitas yang tinggi bagi organisasi.
· Kebutuhan keamanan dan keselamatan kerja (Safety Needs).
Kebutuhan ini mengarah kepada rasa keamanan, ketentraman dan jaminan
seseorang dalam kedudukannya, jabatannya, wewenangnya dan tanggung jawabnya
sebagai karyawan. Dia dapat bekerja dengan antusias dan penuh produktivitas
bila dirasakan adanya jaminan formal atas kedudukan dan wewenangnya. Example,
kebutuhan ini lebih dibutuhkan bagi seseorang yang bekerja dalam organisasi
yang menghasilkan produk berupa barang, tidak hanya keselamatan dan keamanan
dalam kedudukan, tetapi keamanan dan keselamatan pekerjaan itu sendiri, seperti
para buruh yang bekerja pada pabrik yang mengolah bahan kimia, mereka butuh
rasa keamanan yang tinggi, buruh bangunan.
· Kebutuhan sosial (Social Needs).
Kebutuhan akan kasih sayang dan bersahabat (kerjasama) dalam kelompok
kerja atau antar kelompok. Kebutuhan akan diikutsertakan, mening-katkan relasi
dengan pihak-pihak yang diperlukan dan tumbuhnya rasa kebersamaan termasuk
adanya sense of belonging dalam organisasi. Example, biasa lebih diperlukan
oleh karyawan yang diharuskan bekerja dibalik meja atau computer, terutama
seperti mereka yang bekerja sebagai administrator dalam suatu jejaring sosial,
meskipun mereka bisa bersosialisasi lewat dunia maya, tetap saja mereka
membutuhkan kehadiran orang-orang sekitar yang dapat diajak kerja sama dan bisa
diajak berbicara sambil menunjukkan emosinya.
· Kebutuhan akan prestasi (Esteem Needs).
Kebutuhan akan kedudukan dan promosi dibidang kepegawaian. Kebutuhan akan
simbol-simbol dalam statusnya seseorang serta prestise yang ditampilkannya.
Example, setiap karyawan memiliki prestasi masing-masing, dalam hal itu mereka
berkompetisi dalam menyelesaikan tugas sebaik-baiknya, setelah pencapaian usaha
mereka dinilai baik oleh organisasi dan atasan, biasanya mereka diberikan
piagam, atau suatu emblem yang dapaut menunjukkan bahwa ia adalah seorang yang
berhasil dalam bidangnya sesuai dengan yang diharapkan organisasi. Kebutuhan
akan hal tersebut memancing mereka untuk terus giat menapaki bidangnya
masing-masing.
· Kebutuhan Akutualisasi Diri (Self Actualization).
Setiap orang ingin mengembangkan kapasitas kerjanya dengan baik. Hal ini
merupakan kebutuhan untuk mewujudkan segala kemampuan (kebolehannya) dan
seringkali nampak pada hal-hal yang sesuai untuk mencapai citra dan cita diri
seseorang. Dalam motivasi kerja pada tingkat ini diperlukan kemampuan manajemen
untuk dapat mensinkronisasikan antara cita diri dan cita organisasi untuk dapat
melahirkan hasil produktivitas organisasi yang lebih tinggi.
# Contoh Organisasi yang sedang Mengahadapi Konflik dan Cara Pemecahaannya
Disini saya akan memberi salah satu contoh Organisasi yang sedang menghadapi
konflik, misalnya Organisasi Koperasi. Misalnya masalah konflik yang sedang di
hadapi organisasi ini berupa sikap saling tidak percaya antar karyawan, dan
juga masalah antara atasan dengan karyawan nya, bisa saja hal itu di picu
dengan sikap mau menang sendiri dan juga tidak mau di salahkan. Dan juga salah
satu faktor penyebab konflik yaitu kurang nya komunikasi yang baik. Sehingga
cara mengatasi konflik dalam Organisasi tersebut harus benar-benar dipahami
manajemen inti dari Orgnisasi, untuk meminimalisir dampak yang timbul.
Permasalahan atau konflik yang terjadi antara karyawan atau karyawan dengan
atasan yang terjadi karena masalah komunikasi harus di antisipasi dengan baik
dan dengan system yang terstruktur. Karena jika masalah komunikasi antara
atasan dan bawahan terjadi bisa-bisa terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,
misalnya mogok kerja, bahkan demo.
Sehingga untuk mensiasati masalah ini bias dilakukan dengan berbagai cara :
1. Membentuk suatu system informasi yang terstruktur, agar tidak terjadi
kesalahan dalam komunikasi. Misalnya, dengan membuat papan pengumungan atau
pengumuman melalui loudspeaker.
2. Buat komunikasi dua arah antara atasan dan bawahan menjadi lancer dan
harmonis, misalnya dengan membuat rapat rutin, karena dengan komunikasi yang
dua arah dan intens akan mengurangi masalah di lapangan
3. Beri pelatihan dalam hal komunikasi kepada atasan dan karyawan, pelatihan
akan memberikan pengetahuan dan ilmu baru bagi setiap individu dalam organisasi
dan meminimalkan masalah dalam hal komunikasi
Biasanya masalah timbul karena lingkungan yang kurang kondusif di suatu
Organisasi. Misalnya, kondisi cahaya yang kurang, atau sirkulasi yang kurang
baik, dan temperature ruangan yang tinggi sangat mungkin untuk meningkatkan
emosi seseorang, jadi kondisi dari lingkungan juga harus di perhatikan.
Konflik dalam Organisasi juga sering terjadi antar karyawan, hal ini biasanya
terjadi karena masalah diluar Organisasi, misalnya tersinggung karena ejekan,
masalah ide yang dicuri, dan senioritas. Organisasi yang baik harus bisa
menghilangkan masalah senioritas dalam organisasi. Hal ini dapat meminimalisir
masalah yang akan timbul, kerena dengan suasanya yang harmonis dan akrab maka
masalah akan sulit untuk muncul.
*Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Konflik
http://anissaisyaa.blogspot.com/2012/05/strategi-penyelesaian-konflik.html
Komunikasi
Dalam Organisasi
I. Pengertian Komunikasi
Komunikasi adalah Suatu proses penyampaian pesan atau
informasi dari suatu pihak ke pihak yang lain dengan tujuan tercapai persepsi
atau pengertian yang sama.
Komunikasi dalam organisasi sangat penting karena
dengan adanya komunikasi maka seseorang bisa berhubungan dengan orang lain dan
saling bertukar pikiran yang bisa menambah wawasan seseorang dalam bekerja atau
menjalani kehidupan sehari-hari. Maka untuk membina hubungan kerja antar pegawai
maupun antar atasan bawahan perlulah membicarakan komunikasi secara lebih
terperinci.
Dalam menyalurkan solusi dan ide melalui komunikasi
harus ada si pengirim berita (sender) maupun si penerima berita (receiver).
Solusi-solusi yang diberikan pun tidak diambil seenaknya saja, tetapi ada
penyaringan dan seleksi, manakah solusi yang terbaik yang akan diambil, dan
yang akan dilaksanakan oleh organisasi tersebut agar mencapai tujuan, serta
visi, misi suatu organisasi.
II. Bagaimana Menyalurkan Ide Melalui Komunikasi?
Menyalurkan ide melalui komunikasi bisa secara lisan maupun
tulisan. Salah satu nya adalah dengan memberikan solusi yang tepat kepada orang
lain yang membutuhkan solusi untuk menyelesaikan masalah nya.
Tahapan - tahapan menyalurkan ide melalui komunikasi :
Ide (gagasan)
PerumusanDalam perumusan, disini ide si sender disampaikan
dalam kata-kata.
Penyaluran (Transmitting)
Penyaluran ini adalah bisa lisan, tertulis, mempergunakan
symbol, atau isyarat dsb.
Tindakan
Dalam tindakan ini sebagai contoh misalnya perintah-perintah
dalam organisasi dilaksanakan.
Pengertian
Dalam pengertian ini disini kata-kata si sender yang ada
dalam perumusan tadi menjadi ide si receiver.
Penerimaan
Penerimaan ini diterima oleh si penerima berita (penangkap
berita).
III. Hambatan - Hambatan Komunikasi
Berikut ini adalah hambatan – hambatan dalam Komunikasi :
1. Hambatan dari Proses Komunikasi :
• Hambatan dari pengirim pesan, misalnya pesan yang akan disampaikan belum
jelas bagi dirinya atau
pengirim pesan, hal ini dipengaruhi oleh perasaan atau situasi
emosional.
• Hambatan dalam penyandian/simbol
Hal ini dapat terjadi karena bahasa yang dipergunakan tidak jelas
sehingga mempunyai arti lebih dari satu,
simbol yang dipergunakan antara si pengirim dan penerima tidak sama atau
bahasa yang dipergunakan
terlalu sulit.
• Hambatan media, adalah hambatan yang terjadi dalam penggunaan media
komunikasi, misalnya gangguan
suara radio dan aliran listrik sehingga tidak dapat mendengarkan pesan.
• Hambatan dalam bahasa sandi. Hambatan terjadi dalam menafsirkan sandi oleh si
penerima
• Hambatan dari penerima pesan, misalnya kurangnya perhatian pada saat menerima
/mendengarkan pesan,
sikap prasangka tanggapan yang keliru dan tidak mencari informasi lebih
lanjut.
• Hambatan dalam memberikan balikan. Balikan yang diberikan tidak menggambarkan
apa adanya akan
tetapi memberikan interpretatif, tidak tepat waktu atau tidak
jelas dan sebagainya.
2. Hambatan Fisik
Hambatan fisik dapat mengganggu komunikasi yang
efektif, cuaca gangguan alat komunikasi, dan lain
lain, misalnya: gangguan kesehatan, gangguan alat komunikasi
dan sebagainya.
3. Hambatan Semantik.
Kata-kata yang dipergunakan dalam komunikasi kadang-kadang
mempunyai arti mendua yang berbeda,
tidak jelas atau berbelit-belit antara pemberi pesan dan penerima.
4. Hambatan Psikologis
Hambatan psikologis dan sosial kadang-kadang
mengganggu komunikasi, misalnya; perbedaan nilai-nilai
serta harapan yang berbeda antara pengirim dan penerima pesan.
# Klasifikasi Komunikasi dalam organisasi
Di bawah ini ada beberapa klasifikasi komunikasi dalam organisasi yang di
tinjau dari beberapa segi :
1. Dari segi sifatnya :
a. Komunikasi Lisan
komunikasi yang berlangsung lisan /
berbicara
cth: presentasi
b. Komunukasi Tertulis
komunikasi melalui tulisan
Cth: email
c. Komunikasi Verbal
komunikasi yang
dibicarakan/diungkapkan
cth: curhat
d. Komunikasi Non Verbal
komunikasi yang tidak
dibicarakan(tersirat)
cth: seseorang yang nerves (gemetar)
2. Dari segi arahnya :
a. Komunikasi Ke atas
komunikasi dari bawahan ke atasan
b. Komunikasi Ke bawah
komunikasi dari atasan ke bawahan
c. Komunikasi Horizontal
komunikasi ke sesama manusia /
setingkat
d. Komunikasi Satu Arah
pemberitahuan gempa melalui
BMKG(tanpa ada timbal balik)
e. Komunikasi Dua Arah
berbicara dengan adanya timbal
balik/ saling berkomunikasi
3. Menurut Lawannya :
a. Komunikasi Satu Lawan Satu
berbicara dengan lawan bicara yang
sama banyaknya
cth:berbicara melalui telepon
b. Komunikasi Satu Lawan Banyak (kelompok)
berbicara antara satu orang dengan
suatu kelompok
Cth: kelompok satpam menginterogasi
maling
c. Kelompok Lawan Kelompok
berbicara antara suatu kelompok
dengan kelompok lain
Cth: debat partai politik
4.Menurut Keresmiannya :
a. Komunikasi Formal
komunikasi yang berlangsung resmi
cth: rapat pemegang saham
b. Komunikasi Informal
komunikasi yang tidak resmi
cth : berbicara dengan teman
*Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi
Perkembangan Pandangan Baru tentang Organisasi
I. Arti Pengembangan Organisasi
Pengembangan Organisasi adalah program yang berusaha
meningkatkan efektivitas keorganisasian dengan mengintegrasikan keinginan
bersama akan pertumbuhan dan perkembangan dengan tujuan keorganisasian.
Pengembangan organisasi sebagai suatu disiplin perubahan perencanaan yang
menekankan pada penerapan ilmu pengetahuan dan praktek keperilakuan untuk
membantu organisasi-organisasi mencapai efektivitas yang lebih besar.
II. Sejarah Perkembangan Organisasi
Sejarah Pengembangan Organisasi ditunjukkan oleh lima latar
belakang :
a. Pelatihan laboratorium, adalah bagaimana setiap individu bisa memahami arti
dari organisasi.
b. Umpan balik survei, antara individu saling bekerja sama
c. Riset tindakan, menguji tindakan yang memungkinkan terjadinya kesalahan.
d. Produktivitas dan kualitas kehidupan kerja, yaitu hasil dari pencapain yang
telah di uji sebelumnya,serta
e. Perubahan strategik.
Pertumbuhan yang berkelanjutan di dalam sejumlah pendekatan
Pengembangan Organisasi, praktisi, dan keterlibatan organisasi membuktikan
sehatnya suatu disiplin dan menawarkan suatu prospek yang menguntungkan di
waktu mendatang.
III. Karakteristik Pengembangan Organisasi
Karakteristik organisasi adalah perilaku dan tingkah
laku suatu badan / institusi terhadap kondisi yang ada diluar institusi itu
maupun didalam institusi itu sendiri, artinya dalam dunia bisnisnya selalu
fokus kepada pelanggannya yang bukan hanya dari luar perusahaan itu tapi juga
orang-orang di dalam perusahaan yang merupakan aset perusahaan itu sendiri.
Jadi semua mengarah kepada mutu yg ditentukan oleh 2 hal seperti yg tertulis
sebelumnya.
# Secara umum karakteristik pengembangan organisasi :
1) Keputusan yang penuh pertimbangan maksudnya adalah suatu hasil yang
diperoleh berdasarkan strategi
yang telah direncanakan dalam rangka mewujudkan perubahan
organisasional yang memiliki sasaran jelas
berdasarkan diagnosa yang tepat tentang permasalahan yang
dihadapi oleh organisasi.
2) Diterapkan pada semua sub-sistem manusia baik individu, kelompok, dan
organisasi maksudnya adalah
menerapkan cara-cara baru yang diperlukan untuk meningkatkan
kinerja seluruh organisasi dan semua
satuan kerja dalam organisasi.
3) Menerima intervensi baik dari luar maupun dalam organisasi yang mempunyai
kedudukan di luar
mekanisme organisasi maksudnya adalah menerima segala bentuk
campur tangan misalnya dalam bentuk
pendapat, baik dari anggota yang termasuk dalam sebuah
organisasi atau berbagai pihak dari luar
organisasi.
4) Kolaborasi maksudnya adalah kerjasama antara berbagai pihak yang akan
terkena dampak perubahan
yang akan terjadi.
5) Teori sebagai alat analisis maksudnya adalah menggunakan pengertian yang
disebutkan secara tertulis lalu
diterapkan sebagai alat analisis untuk mendapatkan suatu
hasil yang memuaskan dari suatu pengembangan
organisasi.
6) Mengutamakan potensi manusia maksudnya adalah mengandung nilai humanistik
dimana pengembangan
potensi manusia menjadi bagian terpenting.
7) Interaksi dan Interpendensi maksudnya adalah menggunakan pendekatan komitmen
sehingga selalu
memperhitungkan pentingnya interaksi, interaksi dan
interdependensi antara berbagai satuan kerja sebagai
bagian integral di suasana yang utuh.
8) Pendekatan Ilmiah maksudnya adalah menggunakan pendekatan ilmiah dalam upaya
meningkatkan
efektivitas organisasi.
IV. Organisasi Masa Depan
Setiap organisasi pasti akan menghadapi persaingan
yang semakin kompleks dan menantang, baik persaingan aktual maupun potensial,
yang aktual harus dihadapi dan yang potensial perlu diantisipasi. Sebuah
organisasi pada hakekatnya dibangun oleh sekumpulan orang-orang dengan tujuan
bersama, bukan tujuan yang sama.
Dalam organisasi (baik organisasi perusahaan
maupun nonperusahaan) yang dipentingkan ketika pertama kali berdiri adalah
arahannya. Mau kemana orang-orang yang di dalam organisasi itu. Dengan kata
lain apa tujuannya. Jika dalam horizon waktu yang lebih lama, apa visinya.
Jadi, bukan penekanan pada organisasi seperti apa yang akan dibangun pertama
kali.
Tren ke masa depan di dalam pengelolaan organisasi salah
satunya adalah adanya konsep Lean organisasi. Jika memasuki era milenium banyak
sekali konsep lean di dunia manufaktur, maka sekarang sudah banyak juga yang
membahas mengenai konsep lean organization. Dasar filosofisnya hampir sama
dengan lean manufacturing. Yakni mengacu pada efisiensi dan efektivitas
pengelolaan organisasian. Hemat dan cermat. Katakanlah tingkat koordinasi dalam
sebuah organisasi yang memerlukan banyak middle management, maka jika sekiranya
malah membebani informasi yang akan disampaikan ke atas, posisi middle
management dapat dihapus perlahan.
Konsep lain yang menjadi ideologi organisasi di masa depan
adalah organisasi virtual. Tantangan dunia di masa depan mengarah ke hal
tersebut. Yakni dunia maya yang penuh komunitas industri (cyberspace industrial
community). Virtual tidak sama dengan fatamorgana. Jika virtual adalah sesuatu
yang tidak berbentuk (Organisasi tidak berbentuk / OTB) dan menghasilkan sebuah
kegunaan. Sedangkan fatamorgana adalah sesuatu yang tidak berbentuk tetapi
tidak nyata. Salah satu contoh yang sudah ada dalam konsep organisasi virtual
adalah situs rajapresentasi dot kom. Situs penyedia presentasi dari buku-buku
referensi sesuai keinginan pelanggan. Di situ hanya ada satu bagian saja yang
merangkap sebagai pemasaran, administrator, penerjemah, sekaligus direktur. Dan
bisa dikatakan organisasi raja presentasi tanpa kantor nyata. Sehingga virtual
tetapi hasil nyatanya ada.
Apa yang akan terjadi di masa yang lebih mendatang lagi,
dengan berbagai macam teknologi komunikasi dan informasi? Jawabannya adalah
organisasi yang bersifat Plug and play. Organisasi bisa mengarah kepada
komunitas maya. Dan organisasi tersebut bisa dibilang sangat ringan, sehingga
ke depan, banyak organisasi induk yang punya anak cabang bermacam-macam
organisasi kecil yang menempel. Jika setelah selesai fungsinya, organanisasi
dapat bubar. Dan dalam waktu singkat pula dapat mengumpul lagi untuk
menjalankan sebuah fungsi. Lalu seperti apakah lagi contoh konkretnya di masa
mendatang? Kita tunggu jawabannya bersama.
# Membuat Daur Ulang Organisasi
Seperti yang kita tahu bahwa perkembangan organisasi saat ini
sungguh pesat. Semakin banyak macam - macam organisasi, dan juga cara berdiri
serta struktur - struktur organisasi yang ada di dalam nya pun berbeda - beda.
Di dalam lingkup organisasi ada yang baik maupun buruk. Untuk itu kita sebagai
penerus bangsa, harus lah membangun organisasi dengan cara - cara atau tata
aturan yang baik dan benar.
Kita harus memiliki pandangan ke yang luas, orientasi ke masa
depan, dan juga sikap tanggung jawab. disiplin akan pekerjaan dan juga disiplin
akan diri sendiri juga harus kita terapkan , agar kita bisa berperan dengan
baik di dalam suatu organisasi.
Dan juga banyak perilaku - perilaku yang harus kita hindarkan,
supaya tercipta nya suatu organisasi yang baik seperti :
- menurun nya produktivitas kerja, karna malas.
- muncul nya sikap egois dalam mengambil tindakan.
- tidak ada kerja sama yang baik.
- tidak ada komunikasi yang baik.
*Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Organisasi
http://aluyah.blogspot.com/2012/04/23-pengertian-perkembangan-organisasi.html
http://nurrahmanarif.wordpress.com/2008/12/30/organisasi-masa-depan/
Kepemimpinan
I. Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah suatu proses mempengaruhi oleh
seorang pemimpin kepada bawahannya. Biasanya pemimpin memberikan
instruksi-intruksi , motivasi, dan juga memberikan kritik kepada bawahannya.
Seorang pemimpin mempunyai tugas yang sangat penting,
untuk mengawasi bawahannya serta mempunyai tanggung jawab penuh dalam mengatur
secara keseluruhan dalam suatu organisasi yang dia pimpin.
II. Tipe - Tipe Kepemimpinan
Tipe - tipe kepemimpinan ada 6, antara lain :
Tipe pemimpin Otokratis
Yaitu seorang pemimpin yang otokratis adalah seorang
pemimpin yang:
• Menganggap organisasi sebagai milik pribadi
• Mengidentikan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi
• Menganggap bawahan sebagai alat semata- mata
• Tidak mau menerima kritik, saran, dan pendapat
• Terlalu bergantung kepada kekuasaan formalnya
• Dalam tindakan penggerakannya sering mempergunakan
pendekatan yang mengandung unsur paksaan dan punitif (bersifat menghukum)
Tipe Militeristis
Yaitu seorang pemimpin yang bertipe militeristis adalah
seorang pemimpin yang memiliki sifat- sifat:
• Sering mempergunakan sistem perintah dalam menggerakkan
bawahannya
• Senang bergantung pada pangkat dan jabatan dalam
menggerakkan bawahannya
• Senang kepada formalitas yang berlebih- lebihan
• Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahan
• Sukar menerima kritikkan dari bawahan
• Menggemari upacara- upacara untuk berbagai acara dan
keadaan
Tipe Paternalistis
Yaitu seorang pemimpin yang:
• Menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa
• Bersikap terlalu melindungi
• Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk
mengambil keputusan dan inisiatif
• Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk
mengembangkan daya kreasi dan
fantasinya.
• Sering bersikap maha tahu
Tipe Kharismatis
Hingga kini para pakar belum berhasil menemukan sebab- sebab
mengapa seorang pemimpin memiliki kharisma, yang diketahui adalah bahwa
pemimpin yang demikian mempunyai daya tarik yang amat besar dan karenanya pada
umumnya mempunyai pengikut yang jumlahnya sangat besar. Karena kurangnya
pengetahuan tentang sebab musabab seorang menjadi pemimpin yang kharismatis,
maka sering dikatakan bahwa pemimpin yang demikian diberkahi dengan kekuatan
gaib (supernatural powers).
Tipe Laissez Faire / Bebas
Yaitu seorang yang bersifat:
• Dalam memimpin organisasi biasanya
mempunyai sikap yang permisif, dalam arti
bahwa para anggota organisasi boleh
saja bertindak sesuai dengan keyakinan dan hati
nurani, asal kepentingan bersama
tetap terjaga dan tujuan organisai tetap tercapai.
• Organisasi akan berjalan lancar dengan
sendirinya karena para anggota organisasi terdiri
dari orang- orang yang sudah dewasa yang
mengetahui apa yang menjadi tujuan
organisasi, sasaran yang
dicapai, dan tugas yang harus dilaksanakan oleh masing-
masing anggota.
• Seorang pemimpin yang tidak terlalu
sering melakukan intervensi dalam kehidupan
organisasional.
• Seorang pemimpin yang memiliki peranan
pasif dan membiarkan organisasi berjalan
dengan sendirinya
Tipe Demokratis
Yaitu tipe yang bersifat:
• Dalam proses penggerakkan bawahan selalu bertitik tolak
dari pendapat bahwa manusia
adalah makhluk termulia di dunia
• Selalu berusaha mensinkronisasikan kepentingan dan tujuan
organisasi dengan
kepentingan dan tujuan pribadi dari para bawahannya
• Senang menerima saran, pendapat bahkan kritik dari
bawahannya
• Selalu berusaha untuk menjadikan bawahannya lebih sukses
dari padanya.
• Selalu berusaha mengutamakan kerjasama dan kerja tim dalam
usaha mencapai tujuan
• Berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai
pemimpin
• Para bawahannya dilibatkan secara aktif dalam menentukan
nasib sendiri melalui peran
sertanya dalam proses pengambilan keputusan.
III. Teori - Teori Kepemimpinan
Teori Genetis
Inti dari teori ini tersimpul dalam
mengadakan " leaders are born and not made ". Penganut teori ini
mengatakan bahwa seorang pemimpin akan dilahirkan dengan bakat memimpin. Dalam
keadaan bagaimana pun seorang ditempatkan pada suatu waktu ia akan menjadi
pemimpin karena dilahirkan untuk itu. Artinya takdir telah menetapkan ia
sebagai pemimpin.
Teori Sosial
Dalam teori genetis mengatakan bahwa
"leaders are born not made" , maka penganut sosial mengatakan
kebalikan dari itu yaitu " Leaders are make not born". Penganut
teori-teori ini berpendapat bahwa setiap orang akan dapat menjadi pemimpin
apabila diberikan pendidikan dan kesempatan untuk itu.
Teori Ekologis
Teori ini merupakan penyempurnaan dari
teori genetis dan teori sosial. Penganut-penganut teori ini berpendapat bahwa
seorang hanya dapat menjadi pemimpin yang baik apabila pada waktu lahirnya
telah memiliki bakat kepemimpinan. Bakat itu kemudian dikembangkan melalui
pendidikan yang teratur dan pengalaman-pengalaman yang memungkinkannya untuk
mengembangkan lebih lanjut bakat-bakat yang memang telah dimilikinya itu. Namun
demikian penyelidikan yang jauh yang lebih mendalam yang masih diperlukan untuk
dapat mengatakan secara pasti apa faktor-faktor yang menyebabkan seseorang
timbul menjadi pemimpin yang baik.
*Sumber :
http://www.docstoc.com/docs/22681008/Gaya-Kepemimpinan
http://id.wikipedia.org/wiki/Kepemimpinan
Secara harfiah kata leadership berarti adalah sifat,
kapasitas dan kemampuan seseorang dalam memimpin. Arti dari kepemimpinan
sendiri sangat luas dan bervariasi berdasarkan para ilmuwan yang
menjelaskannya. Menurut Charteris-Black (2007), definisi dari kepemimpinan
adalah “leadership is process whereby an individual influence a group of
individuals to achieve a common goal”. Kepemimpinan adalah sifat dan nilai yang
dimiliki oleh seorang leader. Teory kepemimpinan telah berkembang sejak puluhan
tahun yang lalu dan sudah banyak berbagai referensi dalam bentuk beraneka macam
mengenai topic ini yang dihasilkan dari berbagai penelitian. Fungsi
kepemimpinan dalam sebuah organisasi atau kelompok sangat penting karena fungsi
kepemimpinanlah sebuah organisasi dapat mencapai tujuannya melalui jalan dan
cara yang benar.
Memahami dengan baik mengenai konsep kepemimpinan
sangat membantu seseorang dan organisasi bekerja lebih efektif dan efisien
dalam mencapai tujuan dan kondisi yang diinginkan. Pembagian konsep
kepemimpinan dalam berbagai aspek telah banyak dilakukan oleh para peneliti dan
ahli. Pembagian style kepemimpinan yang paling dasar dan sekaligus mendasari
perkembangan klasifikasi kepemimpinan sampai saat ini adalah berdasarkan hasil
penelitian Lewin (1939). Beliau membagi style kepemimpinan menjadi 3 kategori
utama yaitu autocratic leadership, democratic leadership, dan delegative
leadership. Masing – masing kategorie ini mempunyai karakteristik dan ciri khas
yang membedakan antara satu dengan yang lainnya.
Autocratic berasal dari bahasa yunani yang dapat
diterjemahkan sebagai “one who rules by himself” (Wikipedia, 2009). Autocratic
leadership adalah style kepemimpinan yang menuntut adanya kepatuhan penuh dari
bawahannya tanpa meminta adanya pembangkangan atau keraguan. Style kepemimpinan
seperti ini seringnya menentukan keputusan berdasarkan pemikiran sendiri dan
jarang sekali mau menerima masukan orang lain. Autocratic leadership bersifat
absolute dan mengontrol total bawahannya (Lewin, 1939). Pemimpin dengan gaya
seperti ini umumnya menentukan kebijakan, prosedur, peraturan dan tujuan
organisasi berdasarkan idenya sendiri. Keputusan yang diambilnya langsung dan
final. Pemimpin dengan style autocratic leadership menganggap bahwa semua
bawahannya tidak mempunyai kemampuan dan keahlian serta selalu membutuhkan
pendampingan dan control agar memastikan bawahan selalu patuh kepada pimpinan.
Autocratic leadership berkembang dan umumnya
dilestarikan di beberapa organisasi yang mempunyai budaya rantai hierarki yang
ketat, seperti militer, polisi, dan very bureaucratic organizations. Beberapa
orang menganggap kepemimpinan seperti ini sangat efisien, namun sayangnya tipe
ini sedikit atau tidak sama sekali menghasilkan inovasi, perubahan personal
atau organisasi, maupun pertumbuhan dan pekembangan organisasi (MacGrefor,
2004). Style ini dianggap bukan sebagai metode terbaik, namun demikian pada
kondisi tertentu dimana diperlukan pemecahan masalah dan pengambilan keputusan
yang sangat cepat, style ini sangat bermanfaat. Selain itu autocratic
leadership sangat bermanfaat jika bawahan tidak mengerti dengan tugas – tugasnya
sedangkan keputusan harus segera diambil.
Pemimpin
dengan style Democratic leadership sering disebut sebagai enlightened leader
karena menghargai dan menganggap orang lain. Democratic leadership adalah style
kepemimpinan yang melibatkan partisipasi bawahan dalam pengambilan keputusan
organisasi. Pemimpin dengan style ini bertindak berdasarkan kepercayaan,
integrity, kejujuran, equality, openness dan mutual respect.
Democratic
leadership menunjukan pengakuan dan perhatian kepada orang lain dengan
mendengarkan dan memahami dengan empathetic. Mereka memotivasi bawahan agar
terus mencapai kemampuan dan hasrat tertingginya. Democratic leadership
mempunyai penekanan akan pentingnya kerjasama tim sementara dirinya
memposisikan sebagai fasilitator untuk membangun sinergi antara individu
didalam kelompok. Democratic leadership mengharapkan adanya feedback dari
bawahan sehingga dia mengetahui kondisi dan kebutuhan organasisasi. Democratic
leadership sangat memahami kesalahan dan lebih memilih reward dibandingkan
dengan punishment (MacGrefor, 2004). Peniliti menemukan bahwa style Democratic
leadership merupakan salah satu yang paling efektif dan mempunyai tingkat
produkstivitas serta moral kelompok yang tinggi. Style kepemimpinan seperti ini
mempunyai tingkat partisipasi anggota yang sangat tinggi dan tepat diterapkan
pada kondisi dimana orang dialam kelompok tersebut mempunyai kapasitas tinggi
dan keinginan saling member.
Namun demikian, pada kondisi tertentu yang membutuhkan
waktu penyelesaikan singkat, Democratic leadership dapat menyebabkan kegagalan
komunikasi dan proyek (Lewin, 1939).
Delegative
Leadership atau disebut juga Laissez-Faire. Laissez-Faire berasal dari bahasa
prancis yang berhubungan dengan mercantilism dan dipakai dalam bidang ekonomi dan
politik sebagai system ekonomi yang berfungsi dengan baik saat tidak intervensi
pemerintah. Delegative Leadership adalah seseorang yang percaya akan kebebasan
memilih kepada bawahannya. Membiarkan bawahannya sendiri sehingga mereka dapat
melakukan apa yang mereka mau. Dasar dari style ini adalah twofold. First, dia
sangat yakin bawahannya sangat paham dengan pekerjaannya. Second, dia mungkin
berada dalam lingkungan politik, dimana dia tidak dapat melakukan apapun karena
ketakutan tidak dipilh kembali oleh pendukungnya.
Delegative Leadership dicirikan dengan jarangnya
pemimpin memberikan arahan, keputusan diserahkan kepada bawahan, dan diharapkan
anggota organisasi dapat menyelesaikan permasalahannya sendiri (MacGrefor,
2004). Pemimpin dengan gaya seperti ini jarang mendapatkan informasi dan sumber
daya karena tidak ada komunikasi partisipatif dan keterlibatan pemimpin dalam
workforce. Berdasarkan penilitian para ahli, style kepemimpinan ini mempunyai
tingkat produktivitas yang paling rendah. Delegative Leadership sangat tepat
diaplikasikan pada organisasi yang diisikan orang dengan keahlian tinggi dan
dan mampu bekerja sendiri. Delegative Leadership tidak cocok diterapkan pada
kelompok organisasi yang kurang berpengalaman dalam menyelesaikan tugasnya
(Lewin, 1939).
Terdapat 3 style utama kepemimpinan yang menjadi dasar
pembagian kategori kepemimpinan sampai sekarang ini, yaitu autocratic
leadership, democratic leadership, dan delegative leadership. Setiap style
kepemimpian mempunyai karakteristik yang berbeda – beda. Saat ini, di era
modern dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, organisasi bergerak dan
berkembang dengan cepat. Banyak sekali tantangan tentang hal itu, Pedler (2004)
mengatakan “Organisations are massively challenged by change and need more
leadership”. Kepemimpinan akan semakin penting dari tahun ketahun. Pemimpin
tidak hanya mempunyai satu style kepemimpinan, tetapi mempunyai berbagai
karakteristik dalam memimpin. Setiap style kepemimpinan mempunyai jenis situasi
yang berbeda, pemimpin yang berhasil adalah pemimpin yang dapat menggunakan
style kepemimpinan yang berbeda tersebut berdasarkan kondisi yang dihadapi.
#
Klasifikasi Gaya Kepemimpinan menurut White dan Lippit
1.Gaya
Kepemimpinan Otokratis
Gaya ini
kadang-kadang dikatakan kepemimpinan terpusat pada diri pemimpin atau gaya
direktif. Gaya ini ditandai dengan sangat banyaknya petunjuk yang datangnya
dari pemimpin dan sangat terbatasnya bahkan sama sekali tidak adanya peran
serta anak buah dalam perencanaan dan pengambilan keputusan.
Pemimpin
secara sepihak menentukan peran serta apa, bagaimana, kapan, dan bilamana
berbagai tugas harus dikerjakan. Yang menonjol dalam gaya ini adalah pemberian
perintah.
Pemimpin
otokratis adalah seseorang yang memerintah dan menghendaki kepatuhan. Ia
memerintah berdasarkan kemampuannya untuk memberikan hadiah serta menjatuhkan
hukuman.
Gaya
kepemimpinan otokratis adalah kemampuan mempengaruhi orang lain agar bersedia
bekerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan dengan cara segala
kegiatan yang akan dilakukan semata-mata diputuskan oleh pimpinan.
Adapun
ciri-ciri gaya kepemimpinan otokratis adalah sebagai berikut:
• Wewenang
mutlak terpusat pada pemimpin
• Keputusan
selalu dibuat oleh pemimpin;
• Kebijakan
selalu dibuat oleh pemimpin;
• Komunikasi
berlangsung satu arah dari pimpinan kepada bawahan;
• Pengawasan
terhadap sikap, tingkah laku, perbuatan atau kegiatan para bawahannya dilakukan
secara ketat;
• Tidak ada
kesempatan bagi bawahan untuk memberikan saran pertimbangan atau pendapat;
• Lebih
banyak kritik dari pada pujian, menuntut prestasi dan kesetiaan sempurna dari
bawahan tanpa syarat, dan cenderung adanya paksaan, ancaman, dan hukuman.
2. Gaya
Kepemimpinan Birokratis
Gaya ini
dapat dilukiskan dengan kalimat “memimpin berdasarkan peraturan”. Perilaku
pemimpin ditandai dengan keketatan pelaksanaan prosedur yang berlaku bagi
pemipin dan anak buahnya.
Pemimpin
yang birokratis pada umumnya membuat keputusan-keputusan berdasarkan aturan
yang ada secara kaku tanpa adanya fleksibilitas. Semua kegiatan hampir terpusat
pada pimpinan dan sedikit saja kebebasan orang lain untuk berkreasi dan
bertindak, itupun tidak boleh lepas dari ketentuan yang ada.
Adapun
karakteristik dari gaya kepemimpinan birokratis adalah sebagai berikut:
• Pimpinan
menentukan semua keputusan yang bertalian dengan seluruh pekerjaan dan
memerintahkan semua bawahan untuk melaksanakannya;
• Pemimpin
menentukan semua standar bagaimana bawahan melakukan tugas;
• Adanya
sanksi yang jelas jika seorang bawahan tidak menjalankan tugas sesuai dengan
standar kinerja yang telah ditentukan.
3. Gaya
Kepemimpinan Demokratis
Gaya
kepemimpinan demokratis adalah kemampuan mempengaruhi orang lain agar bersedia
bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan cara berbagai
kegiatan yang akan dilakukan ditentukan bersama antara pimpinan dan bawahan.
Gaya ini
kadang-kadang disebut juga gaya kepemimpinan yang terpusat pada anak buah,
kepemimpinan dengan kesederajatan, kepemimpinan konsultatif atau partisipatif.
Pemimpin kerkonsultasi dengan anak buah untuk merumuskan tindakan keputusan
bersama.
Adapun
ciri-cirinya sebagai berikut:
• Wewenang
pemimpin tidak mutlak;
• Pimpinan
bersedia melimpahkan sebagian wewenang kepada bawahan;
• Keputusan
dan kebijakan dibuat bersama antara pimpinan dan bawahan;
• Komunikasi
berlangsung secara timbal balik, baik yang terjadi antara pimpinan dan bawahan
maupun sesama bawahan;
• Pengawasan
terhadap sikap, tingkah laku, perbuatan atau kegiatan para bawahan dilakukan
secara wajar;
• Prakarsa
dapat datang dari pimpinan maupun bawahan;
• Banyak
kesempatan bagi bawahan untuk menyampaikan saran, pertimbangan atau pendapat;
Tugas-tugas kepada bawahan diberikan dengan lebih bersifat permintaan dari pada
intruksi;
• Pimpinan
memperhatikan dalam bersikap dan bertindak, adanya saling percaya, saling
menghormati.
4. Gaya
Kepemimpinan Laissez Faire
Gaya ini
mendorong kemampuan anggota untuk mengambil inisiatif. Kurang interaksi dan
kontrol yang dilakukan oleh pemimpin, sehingga gaya ini hanya bisa berjalan
apabila bawahan memperlihatkan tingkat kompetensi dan keyakinan akan mengejar
tujuan dan sasaran cukup tinggi.
Dalam gaya
kepemimpinan ini, pemimpin sedikit sekali menggunakan kekuasaannya atau sama
sekali membiarkan anak buahnya untuk berbuat sesuka hatinya. Adapun ciri-ciri
gaya kepemimpinan Laissez Faire adalah sebagai berikut:
• Bawahan
diberikan kelonggaran atau fleksibel dalam melaksanakan tugas-tugas, tetapi
dengan hati-hati diberi batasan serta berbagai produser;
• Bawahan
yang telah berhasil menyelesaikan tugas-tugasnya diberikan hadiah atau
penghargaan, di samping adanya sanksi-sanksi bagi mereka yang kurang berhasil,
sebagai dorongan;
• Hubungan
antara atasan dan bawahan dalam suasana yang baik secara umum manajer bertindak
cukup baik;
• Manajer
menyampaikan berbagai peraturan yang berkaitan dengan tugas-tugas atau
perintah, dan sebaliknya para bawahan diberikan kebebasan untuk memberikan
pendapatannya;
*Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Kepemimpinan
Seperti yang
kita tahu bahwa perkembangan organisasi saat ini sungguh pesat. Semakin banyak
macam - macam organisasi, dan juga cara berdiri serta struktur - struktur
organisasi yang ada di dalam nya pun berbeda - beda. Di dalam lingkup
organisasi ada yang baik maupun buruk. Untuk itu kita sebagai penerus bangsa,
harus lah membangun organisasi dengan cara - cara atau tata aturan yang baik
dan benar.
Kita harus memiliki pandangan ke yang luas, orientasi ke masa depan, dan juga
sikap tanggung jawab. disiplin akan pekerjaan dan juga disiplin akan diri
sendiri juga harus kita terapkan , agar kita bisa berperan dengan baik di dalam
suatu organisasi.
Dan juga banyak perilaku - perilaku yang harus kita hindarkan, supaya tercipta
nya suatu organisasi yang baik seperti :
- menurun nya produktivitas kerja, karna malas.
- muncul nya sikap egois dalam mengambil tindakan.
- tidak ada kerja sama yang baik.
- tidak ada komunikasi yang baik.
Komunikasi
adalah Suatu proses penyampaian pesan atau informasi dari suatu pihak ke pihak
yang lain dengan tujuan tercapai persepsi atau pengertian yang sama.
Berikut ini adalah hambatan – hambatan dalam Komunikasi :
1. Hambatan
dari Proses Komunikasi
• Hambatan
dari pengirim pesan, misalnya pesan yang akan disampaikan belum jelas bagi
dirinya atau pengirim pesan, hal ini dipengaruhi oleh
perasaan atau situasi emosional.
• Hambatan
dalam penyandian/simbol
Hal ini dapat terjadi karena bahasa yang dipergunakan
tidak jelas sehingga mempunyai arti
lebih dari satu, simbol yang dipergunakan antara si
pengirim dan penerima tidak sama atau
bahasa yang dipergunakan terlalu sulit.
• Hambatan
media, adalah hambatan yang terjadi dalam penggunaan media komunikasi,
misalnya gangguan suara radio dan aliran listrik
sehingga tidak dapat mendengarkan pesan.
• Hambatan
dalam bahasa sandi. Hambatan terjadi dalam menafsirkan sandi oleh si penerima
• Hambatan
dari penerima pesan, misalnya kurangnya perhatian pada saat menerima
/mendengarkan pesan, sikap prasangka tanggapan yang
keliru dan tidak mencari informasi
lebih lanjut.
• Hambatan
dalam memberikan balikan. Balikan yang diberikan tidak menggambarkan apa
adanya akan tetapi memberikan interpretatif, tidak
tepat waktu atau tidak jelas dan
sebagainya.
2. Hambatan
Fisik
Hambatan
fisik dapat mengganggu komunikasi yang efektif, cuaca gangguan alat komunikasi,
dan lain lain, misalnya: gangguan kesehatan, gangguan alat komunikasi dan
sebagainya.
3. Hambatan
Semantik.
Kata-kata
yang dipergunakan dalam komunikasi kadang-kadang mempunyai arti mendua yang
berbeda, tidak jelas atau berbelit-belit antara pemberi pesan dan penerima.
4. Hambatan
Psikologis
Hambatan
psikologis dan sosial kadang-kadang mengganggu komunikasi, misalnya; perbedaan
nilai-nilai serta harapan yang berbeda antara pengirim dan penerima pesan.
# Klasifikasi
Komunikasi dalam organisai
Di bawah ini
ada beberapa klasifikasi komunikasi dalam organisasi yang di tinjau dari
beberapa segi :
1. Dari segi
sifatnya :
a.
Komunikasi Lisan
komunikasi yang berlangsung lisan / berbicara
cth: presentasi
b.
Komunukasi Tertulis
komunikasi melalui tulisan
Cth: email
c.
Komunikasi Verbal
komunikasi yang dibicarakan/diungkapkan
cth: curhat
d.
Komunikasi Non Verbal
komunikasi yang tidak dibicarakan(tersirat)
cth: seseorang yang nerves (gemetar)
2. Dari segi
arahnya :
a.
Komunikasi Ke atas
komunikasi dari bawahan ke atasan
b.
Komunikasi Ke bawah
komunikasi dari atasan ke bawahan
c.
Komunikasi Horizontal
komunikasi ke sesama manusia / setingkat
d.
Komunikasi Satu Arah
pemberitahuan gempa melalui BMKG(tanpa ada timbal
balik)
e.
Komunikasi Dua Arah
berbicara dengan adanya timbal balik/ saling
berkomunikasi
3. Menurut
Lawannya :
a.
Komunikasi Satu Lawan Satu
berbicara dengan lawan bicara yang sama banyaknya
cth:berbicara melalui telepon
b.
Komunikasi Satu Lawan Banyak (kelompok)
berbicara antara satu orang dengan suatu kelompok
Cth: kelompok satpam menginterogasi maling
c. Kelompok
Lawan Kelompok
berbicara antara suatu kelompok dengan kelompok lain
Cth: debat partai politik
4.Menurut
Keresmiannya :
a.
Komunikasi Formal
komunikasi yang berlangsung resmi
cth: rapat pemegang saham
b.
Komunikasi Informal
komunikasi yang tidak resmi
cth : berbicara dengan teman
Pengertian
Organisasi adalah wadah untuk sekelompok individu berinteraksi dalam wewenang
tertentu
Definisi
Umum
Secara umum
Organisasi dapat diartikan sebagai sebuah sistem yang terdiri dari sekelompok
individu yang melalui suatu hierarki sistematis dalam pembagian kerja,dalam
rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara struktural dan sistematis.
Berdasarkan definisi tersebut,organisasi memiliki beberapa batasan-batasan yang
dapat digambarkan dalam sebuah organisasi
Berikut ini
adalah syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi dalam sebuah organisasi
- Adanya struktur atau jenjang
jabatan, kedudukan yang memungkinkan semua individu dalam organisasi
memiliki perbedaan posisi yang jelas, seperti pimpinan, staff pimpinan dan
karyawan
- Dalam sebuah organisasi, ada
pembagian kerja. artinya, setiap individu dalam institusi, baik yang
sifatnya komersial maupun sosial,memiliki satu bidang pekerjaan yang
menjadi tanggung jawwabnya
Definisi
Organisasi menurut ahli
Menurut
beberapa ahli, organisasi dipengaruhi oleh beberapa aspek
- Stoner mengatakan bahwa
orgnisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan orang-orang yang ada dibawah
pengawasan dan pengarahan atasan untuk megejar tujuan bersama.
- Menurut Stephen P.Robbins,
organisasi merupakan kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar
dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi dan bekerja atas
dasar yang relatif terus-menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau
sekelompok tujuan.
MACAM ORGANISASI DARI SEGI TUJUAN DAN LUAS WILAYAHNYA
ORGANISASI NIAGA
Organisasi yang tujuan utamanya mencari keuntungan.
Macam-macamnya yaitu :
Perseroan Terbatas (PT)
Perseroan Komanditer (CV)
Firma (FA)
Koperasi
Join ventura
Holding Company
Organisasi sosial dan organisasi kemasyarakatan
Organisasi yang dibentuk oleh anggota masyarakat.
Jalur pembentukannya :
Jalur Keagamaan
Jalur Profesi
Jalur Kepemudaan
Jalur Kemahasiswaan
Jalur Kepartaian & Kekaryaan
Organisasi Regional dan internasional
Organisasi regional adalah organisasi yang luas
wilayahnya meliputi beberapa negara tertentu saja.
Organisasi internasional adalah organisasi yang
anggota-anggotanya meliputi negara di dunia.
BENTUK ORGANISASI
- Organisasi Garis: Bentuk organisasi tertua dan paling sederhana. Ciri-ciri bentuk organisasi ini adalah organisasinya masih kecil,
jumlah karyawannya sedikit dan saling mengenal serta spesialisasi kerja
belum tinggi.
- Organisasi Garis dan staf: Dianut oleh
organisasi besar, daerah kerjanya luas dan mempunyai bidang tugas yang
beraneka ragam serta rumit dan jumlah karyawannya banyak. Staf yaitu orang
yang ahli dalam bidang tertentu, tugasnya memberi nasihat dan saran dalam
bidang kepada pejabat pimpinan di dalam organisasi.
- Organisasi fungsional: Organisasi yang disusun
atasdasar yang harus dilaksanakan organisasi ini dipakai pada perusahaan
yang pembagian tugasnya dapat dibedakan dengan jelas.
- Organisasi Panitia:Organisasi dibentuk
hanya untuk sementara waktu saja, setelah tugas selesai maka selesailah
organisasi tersebut.
- Organisasi Lini dan Staf: Staf tugasnya memberi layanan
dan nasihat kepada manager dalam pelaksanaan suatu kegiatan. Tugas yang
dilakukan oleh ini merupakan tugas-tugas pokok dari suatu organisasi atau
perusahaan
Pengertian / Definisi
Organisasi Informal dan Organisasi Formal
- Organisasi Formal: Organisasi formal adalah
kumpulan dari dua orang atau lebih yang mengikatkan diri dengan suatu
tujuan bersama secara sadar serta dengan hubungan kerja yang
rasional.Contoh : Perseroan terbatas, Sekolah, Negara, dan lain sebagainya.
- Organisasi Informal: Organisasi informal adalah
kumpulan dari dua orang atau lebih yang telibat pada suatu aktifitas serta
tujuan bersama yang tidak disadari. Contoh :
Arisan ibu-ibu sekampung, belajar bersama anak-anak sd, kemping ke gunung.
TEORI ORGANISASI
A. Teori Manajemen Ilmiah / Klasik
Variabel yang diperhatikan dalam manajemen ilmiah :
. Pentingnya peran manajer
. Pemanfaatan dan pengangkatan tenaga kerja
. Tanggung jawab kesejahteraan karyawan
. Iklim kondusif
Manajemen ilmiah memperhatikan prinsip-prinsip pembagian kerja.
Teori Manajemen Ilmiah / Klasik (1)
1. Robert Owen (1771 - 1858)
- Menekankan tentang peranan sumberdaya manusia sebagai kunci keberhasilan
perusahaan.
- Dilatar-belakangi oleh kondisi dan persyaratan kerja yang tidak memadai,
dimana kondisi kerja sebelumnya dan kehidupan pekerja pada masa itu sangat
buruk.
2. Charles Babbage (1792 - 1871)
- Menganjurkan untuk mengadakan pembagian tenaga kerja dalam kaitannya dengan
pembagian pekerjaan. Sehingga setiap pekerja dapat dididik dalam suatu
keterampilan khusus. Setiap pekerja hanya dituntut tanggungjawab khusus sesuai
dengan spesialisasinya.
Teori Manajemen Ilmiah / Klasik (2)
3. Frederick W. Taylor :
Merupakan titik tolak penerapan manajemen secara ilmiah hasil penelitian tentang
studi waktu kerja (time & motion studies ). Dengan penekanan waktu
penyelesaian pekerjaan dapat dikorelasikan dengan upah yang diterima. Metode
ini disebut sistem upah differensial.
Teori Manajemen Ilmiah / Klasik (3)
4. Hennry L. Gantt (1861 - 1919) :
Gagasannya mempunyai kesamaan dengan gagasan Taylor, yaitu :>. Kerjasama
saling menguntungkan antara manajer dan karyawan.
. Mengenal metode seleksi yang tepat.
. Sistem bonus dan instruksi.
Hennry L. Gantt menolak sistem upah differensial, karena hanya berdampak kecil
terhadap motivasi kerja.
Teori Manajemen Ilmiah / Klasik (4)
5. Frank B dan Lillian M. Gilbreth (1868 - 1924 dan 1878 -1972) :
- Berdasarkan pada gagasan hasil penelitian tentang hubungan gerakan dan
kelelahan dalam pekerjaan.
- Menurut Frank, antara gerakan dan kelelahan saling berkaitan. Setiap gerakan
yang dihilangkan juga menimbulkan kelelahan.
- Menurut Lillian, dalam pengaturan untuk mencapai gerakan yang efektif dapat
mengurangi kelelahan.
6. Herrrington Emerson (1853 - 1931) :
- Penyakit yang mengganggu sistem manajemen dalam industri adalah pemborosan
dan inefisinesi.
- Oleh karena itu ia menganjurkan : Tujuan jelas
7. Urutan instruksi
. Kegiatan logis 8. Standar kegiatan
. Staf memadai 9. Kondisi standar
. Disiplin kerja 10. Operasi standar
. Balas jasa yang adil 11. Instruksi standar
. Laporan terpecaya 12. Balas jasa insentif
B. TEORI ORGANISASI KLASIK HENRY FAYOL (1841-1925) (1)
Teori organisasi klasik mengklasifikasikan tugas manajemen yang terdiri atas
:>. Technical ; kegiatan memproduksi produk dan mengorganisirnya.
. Commercial ; kegiatan membeli bahan dan menjual produk.
. Financial ; kegiatan pembelanjaan.
. Security ; kegiatan menjaga keamanan.
. Accountancy ; kegiatan akuntansi
. Managerial ; melaksanakan fungsi manajemen, yang terdiri atas :
- Planning ; kegiatan perencanaan
- Organizing ; kegiatan mengorganisasikan
- Coordinating ; kegiatan pengkoordinasian
- Commanding ; kegiatan pengarahan
- Controlling ; kegiatan pengawasan
C. TEORI ORGANISASI KLASIK James D. Mooney :
Menurut James, kaidah yang diperlukan dalam menetapkan organisasi manajemen
adalah :
1. Koordinasi
2. Prinsip skala
3. Prinsip fungsional
4. Prinsip staf
D. Teori Hubungan Antar Manusia (1930 - 1950)
Pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan psikologis terhadap bawahan, yaitu
dengan mengetahui perilaku individu bawahan sebagai suatu kelompok hubungan
manusiawi untuk menunjang tingkat produktifitas kerja. Sehingga ada suatu
rekomendasi bagi para manajer bahwa organisasi itu adalah suatu sistem sosial
dan harus memperhatikan kebutuhan sosial dan psikologis karyawan agar
produktifitasnya bisa lebih tinggi.
F. Teori Behavioral Science (1)
1. Abraham maslow
Mengembangkan adanya hirarki kebutuhan dalam penjelasannya tentang perilaku
manusia dan dinamika proses motivasi.
2. Douglas Mc Gregor
Dengan teori X dan teori Y.
3. Frederich Herzberg
Menguraikan teori motivasi higienis atau teori dua faktor.
4. Robert Blake dan Jane Mouton
Membahas lima gaya kepemimpinan dengan kondisi manajerial.
5. Rensis Likert
Mengidentifikasikan dan melakukan penelitian secara intensif mengenai empat
sistem manajemen.
G. Teori Behavioral Science (2)
1. Fred Fiedler
Menyarankan pendekatan contingency pada studi kepemimpinan.
2. Chris Argyris
Memandang organisasi sebagai sistem sosial atau sistem antar hubungan budaya.
3. Edgar Schein
Meneliti dinamika kelompok dalam organisasi.
Teori behavioral science ditandai dengan pandangan baru mengenai perilaku orang
per orang, perilaku kelompok sosial dan perilaku organisasi.
H. Teori Aliran Kuantitatif
- Memfokuskan keputusan manajemen didasarkan atas perhitungan yang dapat
dipertanggungjawabkan keilmiahannya.
- Pendekatan ini dikenal sebagai pendekatan ilmu manajemen yang biasa dimulai
dengan langkah sebagai berikut :
1. Merumuskan masalah
2. Menyusun model aritmatik
3. Mendapatkan penyelesaikan dari model
4. Mengkaji model dan hasil model
5. Menetapkan pengawasan atas hasil
6. Mengadkan implementasi .
Sumber :
http://dendiwiramihardja.blogspot.com